Posted by Vyraswana on 2/13/2012 10:09:00 PM with No comments
Wooo... Saya menulis tentang cinta! (terus emangnya kenapa?) *efek taburan senbonzakura*
Cinta, what is 'cinta'?
Kalau kata mbak-mbak Cherry Belle : cinta satu kata penuh makna cinta bawa hati bahagia dari sekian juta keindahan dunia di mata hatiku kaulah kehidupanku (Love is You)
Tapi kalau kata Mang Jezen, eh, maksudnya Maher Zain : If you ask me about love And what i know about it My answer would be It's everything about Allah The pure love, to our souls (Always be There)
Hehehe. Yang tadi cuma contoh, bukan membandingkan. Tapi kalau anda ingin membandingkan, it's up to you. Apa? Mau nyanyi? Hn, it's up to you too. Oke, Sekarang rada serius ya...
Kalau kita mulai dari apa itu cinta. Kayaknya teman-teman juga sudah memiliki tafsiran masing-masing tentang cinta. Karena saya yakin teman-teman pasti sudah merasakannya (yaiyalah, kalau nggak ada cinta kita nggak bakal hidup di dunia beserta kenikmatannya ini). Maka dari itu, saya akan mulai dari sini saja.
Tahukah teman-teman kalau cinta itu punya tingkatan? Menurut Abdullah Nasih Ulwan (yang juga disampaikan oleh Ketua MUI Yunahar Ilyas pada Tabligh Akbar di Masjid Kampus UNDIP, 12 Februari 2012), begini pembagiannya :
1. Mahabbah Ula (Cinta yang Utama) Ini adalah cinta kepada Allah SWT dan Rasulullah SAW. 2. Mahabbah Al Wustho' ( Cinta yang menengah) Ini adalah cinta kepada Ibu, Bapak, Istri, Anak-anak, Perniagaan, Harta, dan sejenisnya di dunia. Dan semua cinta ini karena kita cinta kepada Allah SWT. 3. Mahabbah Al Adna (Cinta rendahan) Ini adalah Mahabbah Al Wustho yang menggeser Mahabbah Ula.
Nah, sekarang kita lihat parameter dimana manusia itu menempatkan cintanya :
1. Prioritasnya utama kepada siapa 2. Orientasi dan kecenderungan hatinya kepada siapa 3. Pengorbanan yang diberikan kepada siapa 4. Kesungguhan ia persembahkan kepada siapa 5. Waktu terbanyaknya untuk siapa 6. Persembahan terbaiknya untuk siapa 7. Harapannya kembali kepada siapa
Dan yang paling baik untuk mengganti kata 'siapa' adalah Allah. Sudahkah kita menjadikan Allah nomor 1? Oke, jawab dalam hati aja. ^^
Btw, besok tanggal 14 Februari kan ya? Valetine Day. Yeah, setidaknya itu kata banyak orang. Hari besar untuk Hari Kasih Sayang. Uhuk, mendingan baca ini deh : Sejarah Valentine, dari blognya seorang teman di negeri yang nun jauh di sana.
Kawan, kita sama-sama tahu bahwa Allah itu Maha Pengasih dan Maha Penyanyang yang cinta-Nya tidak mengenal waktu dan tempat. Everywhere and everytime Allah give His love to us. So, setiap manusia bisa berkasih sayang setiap saat juga. Bukan hanya tanggal 14 Februari saja. Simbolis? Sudah jadi kebiasaan? Hei, pantaskah kita ikut-ikutan merayakan Valentine Day. Sekali lagi, yang belum baca. Silakan baca Sejarah Valentine. ^^
Oke lupakan soal Valentine Day, karena di sini kita membahas soal cinta.
Love is Really Something.
Cinta itu bisa jadi sesuatu yang ajaib. Mengubah yang buruk jadi baik. Namun, cinta juga bisa menjadi sesuatu yang sangat berbahaya. Menjerumuskan yang baik menjadi buruk. Ini hanya bagaimana memilih dan mengatur cinta.
Ketahuilah bahwa yang bermanfaat, paling tinggi, serta mulia adalah cinta yang keluar dari hati yang tulus. Cinta seperti diciptakan atas dasar beribadah kepada Allah. Cinta memiliki 2 faktor yang mendorong : keindahan dan keagungan. Allah mempunyai kesempurnaan yang mutlak mengenai hal itu. Allah itu indah dan menyukai keindahan.
Dikisahkan ada seorang pemuda telah menjadi seperti anak ayam yang gelisah. Ketika ditanya sebabnya ia menjawab, “Karena cinta”. Berarti orang mabuk karena cinta sampai gelisah dan yang sampai lebay selebay-lebaynya atau galau segalau-galaunya bisa kita katakan anak ayam. Hehehe. (tiba-tiba jadi ingat model rambut Sasuke, kayak ayam :D) Skip.
Nabi Muhammad SAW menjelaskan kriteria orang-orang gugur yang termasuk mati syahid adalah :
Orang yang gugur dalam peperangan
Orang yang terbakar
Orang yang mati karena kelahiran
Orang yang tenggelam
Orang yang meninggal karena sakit, dlsb.
Yang jelas, Rasulullah SAW tidak pernah menyebutkan korban cinta sebagai mati syahid. Maka, cukuplah korban keasyikan cinta disahkan hadisnya dari Ibn Abbas RA bahwa orang yang menjadi korban cinta tidak akan masuk syurga hingga ia bersabar kepada Allah, berlaku ‘iffah, serta merahasiakan/bisa menahan diri terhadap orang yang dicintai serta lebih mengutamakan cinta kepada Allah, perasaan takutnya hanya kepada Allah, mencari keridlaan-Nya, maka inilah yang patut dimasukkan menjadi ahli surga seperti pada QS. An Nazi’at :40-41.
Apa? Jatuh cinta dalam islam boleh nggak?
Jawabannya boleh, karena itu fitrah manusia. Tapi balik lagi ke pembahasan tentang cinta di atas. Oh ya, dan harus bisa dibedakan mana jatuh cinta, emosi sesaat, sama hanya simpati. Sekali lagi, sebelum terlalu mencintai yang lain cintai Allah di atas apapun.
Heh? Jodoh?
Semua itu sudah diatur sama Allah. Kita nggak perlu repot buat nyari dan nggak perlu galau buat yang single. Kalau mau dapet yang baik, kita harus baik dulu donk. Jangan kita minta yang seideal-idealnya kalau kita nggak mau memperbaiki diri.
Seorang sahabat saya di Bandung pernah cerita kalau temannya diputusin sama pacarnya, kemudian dia dinasihati sama dosennya (klik untuk lihat sumber) :
"Kita tidak bisa berharap orang yang kita kasihi akan setia kepada kita. Karena di dunia ini masih ada syetan yang terus mengganggu manusia. Sedih, dan kecewa itu adalah hal yang biasa. Tetapi kita tidak boleh patah hati. Jangan menjual kesedihan kita pada orang lain untuk meminta belas kasihannya. Cukup adukan semuanya pada Sang Pencipta, Illahi Robbi. Karena sesungguhnya Allah Maha Cemburu. Putus hubungan bukanlah akhir dari segalanya. Masih banyak yang bisa kita lakukan selain menjalin hubungan yang lebih khusus dengan lawan jenis. Apapun harus kita hadapi. Cukup Allah dan kita saja yang tahu. Kita harus berusaha untuk jujur, meski kadang sulit. Karena itulah hidup.”
Eh. Eh. Jadi ngelantur kemana-mana deh. Ngomongin cinta mah mesti panjang dan selalu ada bahasan. Jadi, saya cukupkan saja sampai di sini dulu. Semoga bermanfaat. Jaga hatimu, jaga cintamu.. ^^
0 komentar:
Posting Komentar