RSS
Facebook
Twitter

Rabu, 29 Februari 2012

Studi Perbandingan Madzhab


BAB I
PENDAHULUAN

Islam merupakan agama yang fleksibel, tergantung pada kebutuhan umat di setiap tempat dan di setiap zaman. Asalkan selama keseluruhannya tidak menyimpang dari al-qur’an dan hadits maka itu boleh. Dengan demikian, munculnya berbagai madzhab fiqih di dunia sejak dari zaman para sabahat sangat terkait dengan perkembangan pemikiran islam ini.
Menurut bahasa madzhab merupakan kata yang menunjukkan tempat. Berasal dari akar kata dzahaba yang berarti pergi. Sehingga, madzhab bermakna tempat pergi, bisa juga tempat berpendapat. Sedangkan menurut istilah, ada dua macam pengertian tentang madzhab. Pertama, jalan pikiran atau metodologi yang ditempuh imam mujtahid dalam menetapkan hukum suatu masalah berdasarkan al-qur’an dan hadits. Kedua, fatwa atau pendapat imam mujtahid tentang hukum suatu masalah yang diambil dari al-qur’an dan hadits.
Munculnya madzhab dilatarbelakangi oleh karena adanya perbedaan (khilaiyah) ulama dalam masalah-masalah hukum yang bersifat partikular dan parsial. Perbedaan pendapat ini sudah ada pada zaman Rasulullah. Contohnya saja tentang masalah qunut dalam sholat shubuh. Adapun sebab-sebab adanya perbedaan di kalangan sahabat adalah perbedaan dalam memahami nash, perbedaan riwayat, dan perbedaan lingkungan. Madzhab-madzhab yang ada mulai dibukukan pada abad kedua hijriah, di mana saat itu merupakan puncak peradaban islam.
Ada beberapa pandangan mengenai madzhab. Menurut para mujtahid, madzhab yang ada tidak wajib untuk diikuti secara taqlid (mengikutinya sampai membabi buta). Menurut para penuntut ilmu, dianjurkan untuk mengetahui dalil-dalil dalam pemasalaha fiqih. Menurut orang awam, diberikan keleluasaan untuk bertaqlid dan mengikuti salah satu madzhab. Munurut bidayatul mujtahid, madzhab wajib dibaca sebagai permulaan.
Sejak zaman para sahabat, banyak madzhab-madzhab yang muncul. Diantaranya adalah madzhab Hanafi, Hanbali, Maliki, Syafi’i, Khawarij, Syi’ah, Sunni. Adapula madzhab yang sudah punah, yaitu madzhab Auza’i, Al Zahiry, Al Laitsy, dan lain-lain. Namun, yang akan difokuskan untuk dibahas di sini adalah empat madzhab dari para imam besar yaitu madzhab Hanafi, Hanbali, Maliki, dan Syafi’i.

BAB II
PEMBAHASAN

A. Madzhab Hanafi
Madzhab Hanafi didirikan oleh Nu’man bin Tsabit bin Zautha yang lebih dikenal dengan nama Abu Hanifah. Beliau lahir pada masa sahabat, yaitu pada tahun 80 H = 699 M. Beliau wafat pada tahun 150 H.
Madzhab Hanafi merupakan nama dari kumpulan-kumpulan pendapat-pendapat yang berasal dari Imam Abu Hanifah dan murid-muridnya serta pendapat-pendapat yang berasal dari para pengganti mereka sebagai perincian dan perluasan pemikiran yang telah digariskan oleh mereka yang kesemuanya adalah hasil dari pada cara dan metode ijtihad ulama-ulama Irak . Maka disebut juga mazhab Ahlur Ra’yi masa Tsabi’it Tabi’in.
Dalam pengajarannya, Abu Hanifah mengarahkan pada pencarian hakikat (substansi), illat (alasan), dan hukum di balik teks yang tertulis.
Dasar-dasar yang digunakan dalam menetapkan hukum fiqih oleh Abu Hanifah dari tujuh pokok, yaitu :
1. Al qur’an
2. As sunnah
3. Perkataan para sahabat
4. Al qiyas (menganalogikan hukum dengan hukum yang sudah ada)
5. Al Istihsan (menganggap baik suatu hukum jika mengandung mashlahat dan bisa dipahami dengan akal)
6. Ijma’ (kesepakatan para ulama)
7. Uruf (kebisaan masyarakat tertentu yang sudah menjadi kultur atau tradisi)
Karyanya yang terkenal diantaranya Fikah Akbar. Al-A'lim Wal-Mutaa'lim Mazhab Hanafi mulai tumbuh di Kufah ,kemudian tersebar ke negara-negara Islam bagian Timur. Dan sekarang ini mazhab Hanafi merupakan madzhab resmi di Mesir, Turki, Syiria dan Libanon. Dan mazhab ini dianut sebagian besar penduduk Afganistan,Pakistan,Turkistan, India dan China.

B. Madzhab Hanbali
Pendiri Madzhab Hanbali ialah : Al Imam Abu Abdillah Ahmad bin Hanbal bin Hilal Azzdahili Assyaibani. Beliau lahir di Baghdad pada tahun 164 H. dan wafat tahun 241 H. Ahmad bin Hanbal adalah seorang imam yang banyak berkunjung ke berbagai negara untuk mencari ilmu pengetahuan, antara lain : Siria, Hijaz, Yaman, Kufah dan Basrsh. Dan beliau dapat menghimpun sejumlah 40.000 hadis dalam kitab Musnadnya.
Adapun dasar-dasar madzhabnya dalam mengistinbatkan hukum adalah :
1. Nash al qur-an atau nash hadits.
2. Fatwa sebagian Sahabat.
3. Pendapat sebagian Sahabat.
4. Hadits Mursal atau Hadits Dhoif.
5. Qiyas.
Dalam menjelaskan dasar-dasar fatwa Ahmad bin Hanbal ini didalam kitabnya
I’laamul Muwaaqi’in. Pada prinsipnya, Imam Hanbali tidk menerima istihsan dan ijma. Awal perkembangannya, mazhab Hambali berkembang di Bagdad, Irak dan Mesir dalam waktu yang sangat lama. Pada abad XII madzhab Hanbali berkembang terutama pada masa pemerintahan Raja Abdul Aziz As Su’udi. Dan masa sekarang ini menjadi mazhab resmi pemerintahan Saudi Arabia dan mempunyai penganut terbesar di seluruh Jazirah Arab, Palestina, Siria dan Irak.

C. Madzhab Maliki
Nama lengkap dari pendiri mazhab ini ialah : Malik bin Anas bin Abu Amir. Lahir pada tahun 93 M = 712 M di Madinah. Selanjutnya dalam kalangan umat Islam beliau lebih dikenal dengan sebutan Imam Malik. Imam Malik terkenal dengan imam dalam bidang hadis Rasulullah SAW. Dasar-dasar mazhab Maliki diperinci dan diperjelas sampai tujuh belas pokok yaitu :
  1. Nashul Kitab
  2. Dzaahirul Kitab
  3. Dalilul Kitab
  4. Mafhum muwafaqah
  5. Tanbihul Kitab, terhadap illat
  6. Nash-nash Sunnah
  7. Dzahirus Sunnah
  8. Dalilus Sunnah
  9. Mafhum Sunnah
  10. Tanbihus Sunnah
  11. Ijma’
  12. Qiyas
  13. Amalu Ahlil Madinah
  14. Qaul Shahabi
  15. Istihsan
  16. Muraa’atul Khilaaf
  17. Saddud Dzaraa’i.
Pada prinsipnya, Madzhab Maliki merupakan fiqh penalaran dari ahli Madinah sehingga lebih mengutamakan perbuatan ahli Madinah daripada qiyas. Hal ini terjadi karena di Madinah Rasulullah pernah tinggal 10 tahun dengan menyebarkan islam secara lancar dan mendapat dukungan, tidak seperti di Mekkah.
Daerah-daerah yang menganut Madzhab Maliki. Awal mulanya tersebar di daerah Madinah, kemudian tersebar sampai saat ini di Marokko, Aljazair, Tunisi, Libia, Bahrain, dan Kuwait.

D. Madzhab Syafi’i
Nama beliau ialah Muhammad bin Idris bin Al-‘Abbas bin ‘Uthman bin Shafi’ bin Al-Saib bin ‘Ubaid bin Yazid bin Hashim bin ‘Abd al-Muttalib bin ’Abd Manaf bin Ma’n bin Kilab bin Murrah . Keturunan beliau bertemu dengan titisan keturunan Rasulullah s.a.w pada ‘Abd Manaf. Ibunya berasal dari Kabilah Al-Azd, satu kabilah Yaman yang masyhur. Sebelum beliau dilahirkan, keluarganya telah berpindah ke Palestine kerana beberapa keperluan dan bapaknya terlibat di dalam angkatan tentera yang ditugaskan untuk mengawal perbatasan Islam di sana.
Menurut pendapat yang masyhur, beliau dilahirkan di Ghazzah – Palestine pada tahun 150 Hijrah. Tidak lama sesudah beliau dilahirkan bapanya meninggal dunia. Tinggallah beliau bersama-sama ibunya sebagai seorang anak yatim. Kehidupan masa kecilnya dilalui dengan serba kekurangan dan kesulitan.
Mazhab Syafi’i terdiri dari dua macam ; berdasarkan atas masa dan tempat beliau mukim. Yang pertama ialah Qaul Qadim; yaitu mazhab yang dibentuk sewaktu hidupdi Irak. Dan yang kedua ialah Qul Jadid; yaitu mazhab yang dibentuk sewaktu beliau hidup di Mesir pindah dari Irak.
Keistimewaan Imam Syafi’i dibanding dengan Imam Mujtahidin yaitu bahwa beliau merupakan peletak batu pertama ilmu Ushul Fiqh dengan kitabnya Ar Risaalah. Dan kitabnya dalam bidang fiqh yang menjadi induk dari mazhabnya ialah : Al-Um.
Dasar-dasar atau sumber hukum yang dipakai Imam Syafi’i dalam mengistinbat hukum sysra’ adalah :
1. Al Kitab.
2. Sunnah Mutawatirah.
3. Al Ijma’.
4. Khabar Ahad.
5. Al Qiyas.
6. Al Istishab.
Mazhab Syafi’i sampai sekarang dianut oleh umat Islam di : Libia, Mesir, Indonesia, Pilipina, Malaysia, Somalia, Arabia Selatan, Palestina, Yordania, Libanon, Siria, Irak, Hijaz, Pakistan, India, Jazirah Indo China, Sunni-Rusia dan Yaman.


E. Menyikapi Perbedaan Madzhab
Perbedaan madzhab fiqih ini merupakan salah satu penyebab terpecahnya agama islam. Maka dari itu, seorang muslim harusnya cerdas dan cermat dalam menyikapinya. Beberapa hal yang dapat dilakukan untuk menyikapi perbedaan madzhab, diantaranya adalah sebagai berikut.
1. Menjadikan madzhab sebagai pedoman untuk mempermudah menjalani hukum fiqih.
2. Saling menghormati antara penganut madzhab yang berlainan dan tidak perlu diperselisihkan.
3. Tidak perlu taqlid dalam mengikuti suatu madzhab sehingga boleh mengikuti lebih dari satu madzhab dengan syarat sumbernya harus jelas dari al qur’an dan hadits. Seperti yang dikatakan oleh Abu Hanifah, “Tidak halal bagi seorang yang akan memberi fatwa dengan perkataanku, selama dia belum mengerti dari mana sumber perkataanku.”

BAB III
KESIMPULAN
Banyak sekali madzhab yang muncul dari pemikiran para ulama sepeninggal Rasulullah SAW. Namun, setiap madzhab yang ada hendaknya memiliki dasar atau bersumber dari Al qur’anul karim dan dari hadits. Walaupun sumber awalnya sama, namun setiap madzhab yang muncul memiliki karakteristik masing-masing akibat adanya perbedaan pemahaman nash, perbedaan riwayat, dan perbedaan lingkungan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa perbedaan madzhad itu dikarenakan oleh kebutuhan dan kesesuaian penganut agama islam di tempat dan waktu tertentu.
Mazhab Hanafi adalah madzhab yang memiliki kecenderungan rasional. Menurut pemikiran Abu Hanifah, selama ibadah itu masuk maka lakukanlah. Dengan kata lain, pemikiran Abu Hanifah ini adalah pemikiran yang simpel. Mengutamakan ijma’ dan qiyas.
Madzhab Hanbali memiliki kecenderungan memudahkan. Menurut pemikiran Abu Abdillah Ahmad ini, selama ibadah itu tidak bertentangan, maka lakukanlah. Ciri khas dasar pokok madzhab ini adalah hadits dhoif dan mursal apabila tidak ada hadits shohih yang menentangnya. Beliau tidak menerima istihsan dan tidak mengakui adanya ijma’.
Madzhab Maliki cenderung mengandalkan. Imam Malik memakai perbuatan orang Madinah sebagai dasar Madzhab Maliki dengan alasan dahulu Rasulullah menetap di Madinah sambil menyebarkan islam dengan lebih efektif daripada di Mekkah. Dapat diartikan bahwa beliau mengandalkan perbuatan penduduk Madinah tersebut.
Yang terakhir adalah Madzhab Syafi’i. Pemikiran dalam madzhab ini bersifat cenderung tekstual sehingga Imam Syafi’i tidak menerima istihsan karena sangat membela sunnah Nabi.
Perbedaan madzhab ini hendaklah tidak dijadikan sebagai sumber perpecahan di kalangan umat islam sendiri. Namun hendaklah menjadikan madzhab sebagai pedoman untuk mempermudah kaum muslimin dalam menjalankan hukum fiqih sesuai kondisi, kebutuhan, dan tempat di mana ia berada.
REFERENSI
http://blog.re.or.id/penjelasan-mazhab.htm
http://tsanarifda.multiply.com/journal/item/4/KISAH_IMAM_EMPAT_MAZHAB
http://islamic-methodology.blogspot.com/2010/07/pemikiran-fikih-mazhab-maliki.html
http://www.scribd.com/doc/29493695/Madzhab-Fiqih
http://www.ustsarwat.com/web/ust.php?id=1202422471
http://www.scribd.com/doc/28546510/Makalah-Sejarah-Pemikiran-Islam-Sejarah-Empat-Mazhab-Fiqih



Akabara Hikari ^^

Selasa, 28 Februari 2012

The Farewell


Perpisahan seringkali terasa menyakitkan dan menyedihkan.

Terutama jika yang meninggalkan kita adalah orang-orang yang terdekat dengan kita seperti keluarga.
Juga orang-orang yang memiliki kesan tersendiri seperti sahabat yang bertahun-tahun bersama.

Allah.
Dia-lah Tuhan yang berkuasa atas segala sesuatu.
Termasuk perpisahan ini.

Hei, coba lihat ke belakang.
Tak mungkin ada perpisahan jika tidak ada pertemuan bukan?
Pertemuan-perpisahan adalah sebuah siklus.
Siapa yang memiliki kesan selama dalam pertemuan, maka dialah orang yang beruntung karena dia termasuk orang yang bersyukur dengan memaknai setiap yang dilakukan dalam setiap pertemuannya itu.
Namun akhirnya, ketika perpisahan itu datang maka boleh jadi dialah yang paling merasa sedih.

Perpisahan bukanlah sebuah akhir, namun ini adalah sebuah awal dari rencana Allah yang lebih baik untuk kita.
Jangan pernah menyesal akan adanya pertemuan karena berpikir pasti nantinya berpisah.
Yang terpenting adalah memaknai setiap pertemuan dan tidak melupakan setiap kenangan setelah adanya perpisahan.





Not necessarily gets downcast,
Akabara Hikari ^^



Karakter Manusia Berdasarkan Golongan Darah (2)

Bisa mengetahui karakter atau kepribadian orang lain terutama teman-teman terdekat adalah hal yang menyenangkan dan bisa memudahkan untuk mengerti mereka. Dan, saya menemukan lagi blood type comics. Kali ini by english, yuk kita baca.

Ketika memiliki janji pada pukul 3 sore


Ketika Belajar
Ketika bermain

Inner (Internal World) tiap tipe darah


Ketika inner tiap darah direpresentasikan oleh sebuah rumah


Ketika menghadapi krisis atau situasi berbahaya
Tingkat kesabaran

Apa tujuan hidup mereka?

Cara berekspresi tiap tipe darah berbeda

Alasan kenapa tiap tipe darah tidak disukai

Perempuan B seperti kucing

Ketika B membaca buku analisa tie


Ketika B berinteraksi dengan A


Ketika O berinteraksi dengan AB

Sumber :
http://www.donnadaritan.com/2008/06/different-blood-types-comic.html

Lihat artikel karakteristik berdasaran golongan darah sebelumnya : klik!



Have a nice life,
Akabara Hikari ^^

Sabtu, 18 Februari 2012

Muslim Manga

Hei, sobat!
Kamu muslim?
Suka baca manga?

Mampir yuk ke Muslim Manga! ^^

Bisa juga mampir ke gallery atau group-nya di devianart. ^^






Demikian sekilas info,
Akabara Hikari

Jumat, 17 Februari 2012

Manage Your Time


"Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar berada dalam
kerugian, kecuali orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh serta saling nasehat menasehati dalam kebenaran dan kesabaran." (Q.S : Al-Ashr :1-3)
Dalam firman-Nya, Allah telah berfirman dengan waktu. Pertanda bahwa waktu itu sangat penting. Oh ya, saya udah pernah bahas tentang waktu di postingan pertama saya, silakan bisa dibaca 'Tentang Waktu'.
نِعْمَتَانِ مَغْبُونٌ فِيهِمَا كَثِيرٌ مِنَ النَّاسِ ، الصِّحَّةُ وَالْفَرَاغُ
”Ada dua kenikmatan yang banyak dilupakan oleh manusia, yaitu nikmat sehat dan waktu luang”. (HR. Bukhari&Muslim)
Waktu adalah pedang, jika kita tidak dapat menggunakannya dengan baik maka dialah yang akan menghunusmu. Ok, jangan sampai kita 'dibunuh' oleh waktu. Biar tidak seperti itu maka ada yang namanya manajemen waktu.
Pada tanggal 30 April 2011, saya mendapatkan materi tentang manajemen waktu di sebuah forum diskusi. Dijelaskan bahwa, indikasi pengaturan waktu yang buruk adalah sebagai berikut :
1. Jadwal diatur orang.
2. Suka datang ke acara yang tidak penting.
3. Suka melakukan pekerjaan yang mendesak (mepet).
4. Merasa terlalu sibuk dan kekurangan waktu.
5. Banyak masalah yang tertunda penyelesaiannya.
6. Produktivitas kerja tidak efektif.
7. Sering menunda pekerjaan.
8. Suka bingung dalam mengambil keputusan.
Ini hanya beberapa, tapi ini secara garis besarnya. Berapa nih yang sesuai dengan diri teman-teman? Semoga cuma sedikt atau nggak ada sama sekali. :D
Sebenarnya, mudah saja untuk memanajemen waktu. Awali dulu dengan niat. Kemudian, list apa saja yang harus dan mau kita kerjakan. Setelah itu, kerjakan terlebih dahulu mana yang prioritas. Kalau sudah, baru hal-hal yang kurang atau tidak prioritas. Bagi yang pelupa, disarankan untuk membawa catatan kecil ke mana-mana atau buat remainder di handphone, gadget, dll yang memudahkan.
Ada juga yang mengatakan bahwa manajemen waktu itu ada 3 kunci : SCD.
Schedulling, kita mengatur jadwal kita. Dalam 1 hari ada berapa jam efektif untuk kita melakukan pekerjaan. Karena waktu dan kemampuan kita terbatas.
Contain, kita menentukan apa saja yang akan kita lakukan. Diantaranya ada yang termasuk kewajiban, kebutuhan dasar, dan pengembangan diri. Semua harus ditentukan secara adil dan seimbang. Karena kita hidup bukan untuk hari ini, tapi akan dipertanggungjawabkan di Hari Akhir kelak. :)
Discipline, kita berhasil mengerjakan sesuatu tepat dengan waktu yang telah ditentukan. Menjaga keteraturan dan ketertiban. Juga, menjaga keseimbangan secara horisontal (hubungan manusia-manusia) dan vertikal (manusia-Tuhan).
Untuk mengantisipasi dan meminimalisir pemborosan waktu, maka tinggalkanlah hal-hal yang tidak bermanfaat. Hal-hal ini seperti kegiatan yang sifatnya hanya main-main dan hanya untuk kesenangan sesaat. Bedakan hal-hal yang tidak bemanfaat dengan refreshing karena terkadang banyak orang yang salah mengartikan.
Ada tiga hal yang tak kan pernah kita dapatkan kembali :
1. Kata yang telah diucapkan.
2. Waktu yang telah terlewatkan.
3. Momentum yang diabaikan.
Maka, Imam Ghazali membagi waktu kepada tiga bagian. 1/3 waktu digunakan untuk beribadah kepada Allah. 1/3 untuk belajar dan berkarya. Dan 1/3 lagi untuk istirahat. 1 hari adalah 24 jam. Maka 1/3-nya adalah 8 jam.
Banyak yang bisa kita contoh dalam hal manajemen waktu. Rasulullah dan para sahabatnya (yuk baca Shirah Nabawiyah) atau orang-orang di sekitar kita yang bisa mengatur waktunya dengan baik.
Waktu. Ketika dengannya saat berusaha, anggap dia akan terus bersama kita sampai 1000 tahun lagi. Namun, ketika beribadah, anggaplah dia hanya akan bersama kita sampai besok.
Jadi semangat belajar dan berlatih mengatur waktu dengan baik lagi nih. ^^
Semoga kita bisa lebih serius dalam menjalani hidup dan lebih berhati-hati dalam 'bermain' bersama waktu.


(Diambil dari berbagai sumber dan pengalaman)


With peace and a thousand of red rose petals,
Akabara Hikari

Semoga Allah Memuliakanmu

Saat orang-orang bekerja memenuhi kebutuhan dirinya,
seorang pejuang berpeluh keringat memenuhi kebutuhan orang lain.
Saat orang-orang beristirahat,
seorang pejuang terus beramal untuk istirahatnya di alam kubur nanti.
Saat orang-orang sibuk menumpuk harta untuk kesenangan dunia,
seorang pejuang sibuk mengumpulkan amal untuk kesenangan akhirat.

(from sms taujih)

Semoga Allah memuliakanmu, wahai pejuang! ^^



Say no to 'mengeluh',

Akabara Hikari


Kamis, 16 Februari 2012

Plis, Ngertiin Gue!


Pernah nggak sih teman-teman mengucap pernyataan egois ini? Atau malah sering? Yah, minimal pernah mendengarnya. Iya kan?
Hadeehhh... Baru mulai menulis saya udah main nanya yang menjurus ke menyindir. Hehehe. Bukan maksud begitu tapi saya ingin sedikit membahas tentang ini. Alasannya? My fingers feel the itchness, want to type something. ^^

Tahukah teman-teman bahwa ‘plis, ngertiin gue!’ itu adalah pernyataan yang sangat egois. Bagaimana tidak? Pernyataan yang jelas-jelas mengandung sebuah kekuatan untuk meraup keuntungan sendiri, memaksakan kehendak, dan tidak memedulikan orang lain.

Kita tahu bahwa memang semua orang ingin dimengerti (menurut versinya masing-masing). Ya, dan itu memang manusiawi sebenarnya ketika kita ingin mengucapkannya di suatu waktu yang ah! Benar-benar sulit untuk dituangkan dalam kata-kata. Puncak di mana kita merasa tidak ada orang yang benar-benar memperhatikan atau tidak ada yang memberi apa yang kita inginkan. Tapi, yang perlu digarisbawahi di sini adalah : sudahkah kita melakukan seperti yang ingin kita dapatkan, memberi pengertian pada orang lain?

Dalam mengemukakan pendapat misalnya. Ada sebuah pendapat yang disampaikan di forum dan sudah disepakati. Namun, tiba-tiba kita berpikir memiliki pendapat yang kita rasa lebih baik daripada kesepakatan forum. Lalu kita protes, dan ternyata pendapat kita tidak diterima dan akhirnya kita marah.

Sungguh, benar-benar kekanakan dan lelah jika seperti itu. Capek pikiran dan yang paling parah adalah capek hati. Saya nggak asal ngomong lho teman-teman, karena saya adalah orang yang seperti itu: suka memaksakan kehendak, merasa pendapat saya yang paling baik dan benar, egois, dan sangat kepala batu. Ya, saya seperti itu, tapi itu dulu. Saya ulang, itu dulu.

Di dalam gerutuan kekesalan seperti ‘kenapa sih mereka nggak mau dengerin aku?’, ‘aku nggak pernah dianggep gitu, padahal aku bener’, ‘ya udah deh, kalau mereka nggak mau nerima, jangan nyesel ntar kalo mereka ngerasa salah’, yah dan whatever sejenisnya, saya merasa ada denyutan urat-urat otak yang seperti memerintahkan otak saya untuk berpikir lain, lebih tepatnya merenung.

Setelah terbuai dalam perenungan saya yang panjang saya menjadi sadar. Kita ingin dimengerti, kita adalah manusia. Sehingga kesimpulannya, semua manusia pun ingin dimengerti. Hidup ini siklus antara memberi dan menerima. Ketika kau banyak memberi dengan ikhlas, maka secara otomatis akan banyak yang akan kau terima. Namun, ketika kau hanya ingin menerima tanpa repot-repot memberi, jangan salahkan siapapun kalau nantinya kau akan banyak merasa kecewa. Sungguh, kecewa itu menyakitkan, kawan!

1 kata saya temukan untuk penyelesaian ini : MENGALAH. Ingat, mengalah bukan berarti kalah, menyerah, ataupun mati. Tinggalkan jubah keegoisan, topeng gengsi, dan cadar kesombongan. Semua ingin dimengerti, sehingga kita tidak boleh egois meminta orang lain untuk mengerti kita sedangkan kita tidak mau mengerti orang lain.

Sulit. Ya, sangat sulit untuk mencoba mengerti orang lain pada awalnya. Tapi ternyata, lama-lama mencoba mengerti orang lain itu menyenangkan. Ketika orang lain melihat bahwa kita mengerti mereka, secara otomatis merekapun akan bisa mengerti kita.

Bagi yang lebih suka didengar, jangan tidak mau untuk banyak mendengar. Bagi yang suka memaksakan kehendak, jangan sungkan untuk mau menerima. Ketika kita sudah terbiasa dan nyaman sebagai SUBJEK, cobalah untuk bisa memahami apa yang dirasakan OBJEK dengan apa yang kita subjekkan padanya.

Sekarang, kalau ada orang yang seperti itu, saya suka gregetan sendiri karena merasa seperti bercermin pada masa lalu. Gregetan ingin berkata, ‘hei, sudahlah! Kalau terus begini kau akan capek dan kecewa’.

Karena tekad kuat, dukungan dari teman-teman, dan lingkungan yang kondusif saya semakin bisa mengikis keegoisan saya yang seperti itu, juga keegoisan-keegoisan saya yang lain. Ya, walau mungkin masih ada orang yang merasakan sisa-sisa dari itu. Atau masih sama? Maafkan saya, saya khilaf... Tapi bener deh, saya niat seniat-niatnya untuk tidak menjadi sangat egois lagi.

Masalah hati itu memang rumit, maka imbangi dengan logika yang kita miliki. Jika merasa hati sudah panas meluap-luap dan kepala rasanya ingin meledak, maka siramlah dengan sejuk dan dinginnya air wudhu. Ketika tidak mempan, lalu shalatlah 2 rakaat. Masing tidak berpengaruh, tilawah. Segala cara sudah dicoba tapi belum berhasil, maka tidurlah! Istirahatkan hati dan otak anda.

Jangan menutup diri. Saya saja bisa berubah (step by step tentunya), saya yakin anda lebih bisa! :D





Wallahu a’alam,
Akabara Hikari

Senin, 13 Februari 2012

Just for Recommendation

Coba deh baca buku ini :

1. Terapi Penyakit Hati (Ibnu Qoyyim al-Jauzi), buku wajib baca biar hati kita tetap bersih.
2. Laila Majnun (Nizami), siapa sih yang nggak kenal Laila sama Majnun, kisah cinta legendaris dari Timur.
3. The Lost Symbol (Dan Brown), buat yang suka penasaran, detektif-detektifan, suka teka-teki buku ini cocok.
4. Dari Gerakan ke Negara (Anis Matta), bikin kita bisa bilang serunya bernegara.
5. Sufi Nyentrik dan Misteri Kota Terlarang (Nugraha Wasistha), genre detektif dibumbui dengan humor yang renyah.

Kelima buku di atas, bagus... ^^




Just for recommendation,
Akabara Hikari

Love is Really Something

Wooo...
Saya menulis tentang cinta! (terus emangnya kenapa?)
*efek taburan senbonzakura*

Cinta, what is 'cinta'?

Kalau kata mbak-mbak Cherry Belle :
cinta satu kata penuh makna
cinta bawa hati bahagia
dari sekian juta keindahan dunia
di mata hatiku kaulah kehidupanku
(Love is You)

Tapi kalau kata Mang Jezen, eh, maksudnya Maher Zain :
If you ask me about love
And what i know about it
My answer would be
It's everything about Allah
The pure love, to our souls
(Always be There)

Hehehe. Yang tadi cuma contoh, bukan membandingkan. Tapi kalau anda ingin membandingkan, it's up to you. Apa? Mau nyanyi? Hn, it's up to you too. Oke, Sekarang rada serius ya...

Kalau kita mulai dari apa itu cinta. Kayaknya teman-teman juga sudah memiliki tafsiran masing-masing tentang cinta. Karena saya yakin teman-teman pasti sudah merasakannya (yaiyalah, kalau nggak ada cinta kita nggak bakal hidup di dunia beserta kenikmatannya ini). Maka dari itu, saya akan mulai dari sini saja.

Tahukah teman-teman kalau cinta itu punya tingkatan? Menurut Abdullah Nasih Ulwan (yang juga disampaikan oleh Ketua MUI Yunahar Ilyas pada Tabligh Akbar di Masjid Kampus UNDIP, 12 Februari 2012), begini pembagiannya :


1. Mahabbah Ula (Cinta yang Utama)
Ini adalah cinta kepada Allah SWT dan Rasulullah SAW.
2. Mahabbah Al Wustho' ( Cinta yang menengah)
Ini adalah cinta kepada Ibu, Bapak, Istri, Anak-anak, Perniagaan, Harta, dan sejenisnya di dunia.
Dan semua cinta ini karena kita cinta kepada Allah SWT.
3. Mahabbah Al Adna (Cinta rendahan)
Ini adalah Mahabbah Al Wustho yang menggeser Mahabbah Ula
.


Nah, sekarang kita lihat parameter dimana manusia itu menempatkan cintanya :

1. Prioritasnya utama kepada siapa
2. Orientasi dan kecenderungan hatinya kepada siapa
3. Pengorbanan yang diberikan kepada siapa
4. Kesungguhan ia persembahkan kepada siapa
5. Waktu terbanyaknya untuk siapa
6. Persembahan terbaiknya untuk siapa
7. Harapannya kembali kepada siapa


Dan yang paling baik untuk mengganti kata 'siapa' adalah Allah. Sudahkah kita menjadikan Allah nomor 1? Oke, jawab dalam hati aja. ^^


Btw, besok tanggal 14 Februari kan ya? Valetine Day. Yeah, setidaknya itu kata banyak orang. Hari besar untuk Hari Kasih Sayang. Uhuk, mendingan baca ini deh : Sejarah Valentine, dari blognya seorang teman di negeri yang nun jauh di sana.


Kawan, kita sama-sama tahu bahwa Allah itu Maha Pengasih dan Maha Penyanyang yang cinta-Nya tidak mengenal waktu dan tempat. Everywhere and everytime Allah give His love to us. So, setiap manusia bisa berkasih sayang setiap saat juga. Bukan hanya tanggal 14 Februari saja. Simbolis? Sudah jadi kebiasaan? Hei, pantaskah kita ikut-ikutan merayakan Valentine Day. Sekali lagi, yang belum baca. Silakan baca Sejarah Valentine. ^^


Oke lupakan soal Valentine Day, karena di sini kita membahas soal cinta.


Love is Really Something.


Cinta itu bisa jadi sesuatu yang ajaib. Mengubah yang buruk jadi baik. Namun, cinta juga bisa menjadi sesuatu yang sangat berbahaya. Menjerumuskan yang baik menjadi buruk. Ini hanya bagaimana memilih dan mengatur cinta.


Ketahuilah bahwa yang bermanfaat, paling tinggi, serta mulia adalah cinta yang keluar dari hati yang tulus. Cinta seperti diciptakan atas dasar beribadah kepada Allah. Cinta memiliki 2 faktor yang mendorong : keindahan dan keagungan. Allah mempunyai kesempurnaan yang mutlak mengenai hal itu. Allah itu indah dan menyukai keindahan.


Dikisahkan ada seorang pemuda telah menjadi seperti anak ayam yang gelisah. Ketika ditanya sebabnya ia menjawab, “Karena cinta”. Berarti orang mabuk karena cinta sampai gelisah dan yang sampai lebay selebay-lebaynya atau galau segalau-galaunya bisa kita katakan anak ayam. Hehehe. (tiba-tiba jadi ingat model rambut Sasuke, kayak ayam :D) Skip.


Nabi Muhammad SAW menjelaskan kriteria orang-orang gugur yang termasuk mati syahid adalah :

Orang yang gugur dalam peperangan

Orang yang terbakar

Orang yang mati karena kelahiran

Orang yang tenggelam

Orang yang meninggal karena sakit, dlsb.


Yang jelas, Rasulullah SAW tidak pernah menyebutkan korban cinta sebagai mati syahid. Maka, cukuplah korban keasyikan cinta disahkan hadisnya dari Ibn Abbas RA bahwa orang yang menjadi korban cinta tidak akan masuk syurga hingga ia bersabar kepada Allah, berlaku ‘iffah, serta merahasiakan/bisa menahan diri terhadap orang yang dicintai serta lebih mengutamakan cinta kepada Allah, perasaan takutnya hanya kepada Allah, mencari keridlaan-Nya, maka inilah yang patut dimasukkan menjadi ahli surga seperti pada QS. An Nazi’at :40-41.


Apa? Jatuh cinta dalam islam boleh nggak?

Jawabannya boleh, karena itu fitrah manusia. Tapi balik lagi ke pembahasan tentang cinta di atas. Oh ya, dan harus bisa dibedakan mana jatuh cinta, emosi sesaat, sama hanya simpati. Sekali lagi, sebelum terlalu mencintai yang lain cintai Allah di atas apapun.


Heh? Jodoh?

Semua itu sudah diatur sama Allah. Kita nggak perlu repot buat nyari dan nggak perlu galau buat yang single. Kalau mau dapet yang baik, kita harus baik dulu donk. Jangan kita minta yang seideal-idealnya kalau kita nggak mau memperbaiki diri.


Seorang sahabat saya di Bandung pernah cerita kalau temannya diputusin sama pacarnya, kemudian dia dinasihati sama dosennya (klik untuk lihat sumber) :


"Kita tidak bisa berharap orang yang kita kasihi akan setia kepada kita. Karena di dunia ini masih ada syetan yang terus mengganggu manusia. Sedih, dan kecewa itu adalah hal yang biasa. Tetapi kita tidak boleh patah hati. Jangan menjual kesedihan kita pada orang lain untuk meminta belas kasihannya. Cukup adukan semuanya pada Sang Pencipta, Illahi Robbi. Karena sesungguhnya Allah Maha Cemburu.
Putus hubungan bukanlah akhir dari segalanya. Masih banyak yang bisa kita lakukan selain menjalin hubungan yang lebih khusus dengan lawan jenis. Apapun harus kita hadapi. Cukup Allah dan kita saja yang tahu. Kita harus berusaha untuk jujur, meski kadang sulit. Karena itulah hidup.”


Eh. Eh. Jadi ngelantur kemana-mana deh. Ngomongin cinta mah mesti panjang dan selalu ada bahasan. Jadi, saya cukupkan saja sampai di sini dulu. Semoga bermanfaat. Jaga hatimu, jaga cintamu.. ^^





Always positive thinking, Insya Allah..

Akabara Hikari

  • Authoress

    Foto Saya
    Kuningan, Jawa Barat, Indonesia
    Seseorang yang sedang berjuang mempertahankan hidupnya dan mewujudkan mimpi-mimpinya.
  • Hi, Friends!

  • Followers