RSS
Facebook
Twitter

Kamis, 25 Oktober 2012

Berhati Besar

"Dalam kehidupan ini tidak ada manusia yang selalu benar. 
Karena itu, dibutuhkan hati yang besar untuk memaafkan kesalahan orang lain."


Terik mentari siang hari kadang tak bisa diajak kompromi. Panas. Dan semakin sangat terasa panas bila kau tinggal di daerah yang memiliki pantai, walau tidak dekat dengan pantainya. Apalagi sekarang, musim tidak dapat dengan mudah diprediksi. Seharusnya sudah musim hujan, tapi panas malah terasa semakin menyengat. Tapi kadang hujan, dingin. Lalu panas lagi. Ekstrim, cuacapun bisa ababil. Oke, lupakan tentang musim dan cuaca.
Kau sudah mengerjakan tugasmu dengan baik dan ternyata lebih cepat dari yang diperkirakan. Lalu, bila tak ada fasilitas untuk mencetak file tugasmu, kemana kau akan pergi? Ya, rental komputer dan printer. Kau pergi dengan semangat 45 saking senangnya tugasmu sudah selesai.

Setibanya di sana, tak nampak banyak orang yang sedang menggunakan jasa tersebut. Kau akan tambah senang dong tentunya, merasa mestakung (semesta mendukung). Dalam pikiranmu semua akan berjalan dengan mulus. Kau tancapkan USB mu pada komputer yang menyala di depanmu, membuka file mu, lalu klik print. Tara! Tugasmu tercetak dengan cepat, bertambah senang lagilah hatimu itu. Setelah itu kau langkahkan kakimu menuju seorang pegawai yang sedang ada di meja depan untuk melakukan pembayaran.

"Mas, ini saya sudah selesai print. Minta tolong dijilid ya..." Kau berkata pada pegawai berbaju hitam itu. Tak perlu menunggu lama, pegawai tersebut langsung mengambil beberapa lembar cetakan tugasmu dan membawanya. Kau pun bertanya atau protes dalam hati, lho kok masnya asal ngeloyor aja, emang tahu mau dijilid seperti apa?

Kau lihat pegawai itu, bukannya malah langsung menjilid tugasmu, dia malah menghampiri pegawai yang lain dan membicarakan sesuatu yang entah apa itu. Kau lihat jammu, sudah 3 menit berlalu. Dia melihat ke arahmu. Sedikit agak lega karena kau pikir pegawai itu akan melakukan tugasnya. Dan benar, dia menghampirimu.

"Mau dijilid bagaimana?" Tanyanya. Seperti dugaanmu, dia belum mengerti mau dijilid seperti apa. "Yang depan bening belakangnya biru teknik." Kau beritahu dia. "Ha? Maksudnya?" Iya sih, kau sadar bahwa jawabanmu tadi memang kurang jelas. Tapi, memang biasanya kau menggunakan jasa di situ dan biasanya pegawai di situ sudah pasti mengerti apa yang kau maksud dan akhirnya kau menyimpulkan bahwa pegawai yang sedang melayanimu itu adalah orang baru. Apa mau dikata, ya sudah mari pelan saja.

"Yang depan plastik mika putih bening dan belakangnya bufallo biru teknik." Dia ber-oh ria lalu mengambil yang dimaksud. Alhamdulillah, dia mengerti. Ada lagi sesuatu yang membuatmu harus bersabar. "Berhubung ukurannya tidak sama dengan kertasnya, maka saya akan potong dulu. Mohon ditunggu." Kau mengangguk setuju, lha emang biasanya juga gitu. Yang namanya ngejilid, yang buat ngejilid biasanya lebih besar ukurannya daripada kertas yang kau gunakan untuk mencetak tugasmu.

Kau lihat bagaimana cara dia memotong kertasnya. Belum begitu ahli. Begitu lama, sampai kau pikir lebih baik kau saja yang melakukannya dengan cepat. "Aaaa...!!!!" Tiba-tiba dia heboh sendiri, "Pantesan motongnya susah. Lha wong cutter-nya tumpul. Sebentar ya..." Kau hanya menggeleng-gelengkan kepalamu dan selanjutnya kau lihat dia mengganti pisau pada cutter-nya itu. Kemudian dia kembali memotong kertas tadi. Tangannya gemetar, ragu-ragu. Bagi orang yang sudah naik pitam, pasti akan berkata, "Sebenarnya bisa tidak sih?" Tapi kau yakin bahwa kau tidak akan naik pitam, maka kau memutuskan untuk mengatakan hal-hal seperti itu.

"Mas, mas orang baru ya di sini?" Tanyamu saking sudah gregetannya. Pegawai itu menoleh ke arahmu. "Lho, kok tau?" Jelas tahu lah, biasanya juga sat sit set prung (serba cepat)! Kemudian dia menampakkan pose berpikir, "Ah! Saya tahu, pasti mau gombal siang kan?" Zzzzz.. Kalau ini dunia komik, di belakang kepalamu pasti sudah ada setetes air (sweatdropped). Mendengarnya, kau hanya tersenyum. Tersenyum miris. "Oke, sebentar lagi selesai." Lanjutnya. Menurutmu, sebentar itu berapa mas?

Setelah pergi entah kemana, pegawai itu pun kembali dengan membawa tugasmu yang sudah dijilid. Senyum cerah akhirnya menghias wajahmu lagi, sama seperti saat tadi kau datang ke tempat itu. Bagaimana tidak? Kau hanya membutuhkan waktu untuk mencetak kurang dari 5 menit, untuk menjilid sudah setengah jam kurang 3 menit kau menunggu, dan akhirnya selesai. Akhirnya....

"Sudah selesai saya jilid, silakan di cek dulu." Biasanya, kau tak perlu mengecek pun sudah bisa percaya bahwa yang dikerjakan oleh pegawai di sana sudah baik. Tapi karena pegawai baru, maka kau pun mengecek. Senyum cerahmu luntur seketika. Setelah kau buka halaman pertama, halaman kedua dan selanjutnya terasa janggal. Kau menyadari bahwa halaman kedua dan selanjutnya posisinya terbalik dan itu artinya jilid yang sudah melekat harus dibongkar kembali! Haruskah kau menunggu setengah jam lagi untuk menunggu tugasmu dijilid dengan rapi?

Ingat, kau tidak boleh emosi dan terlalu menyalahkan karena pegawai ini masih belajar. Maka, kau memilih untuk memakluminya saja. Singkat cerita, tugasmu sudah terjilid dengan rapi seperti yang kau inginkan. 

"Jadi, semua ini berapa?" Ketika kau bertanya, wajah pegawai itu menggambarkan ekspresi terkejut. "Li-lima ribu." Jawabnya agak tergagap, seperti ketakutan. "Yakin, mas? Saya minta notanya ya..." Sebenarnya, kau tak masalah, tapi sejenak terlintas untuk mengetesnya sedikit. Dia mengusap keringat yang tiba-tiba menetes dari dahinya. Cuaca memang panas sih atau kau yang tiba-tiba terlihat menakutkan baginya? "Ini.." Dia menyodorkan nota, "Terima kasih, semoga tidak kapok." Lanjutnya. Setelah itu, walau agak kesal karena telah banyak waktu terbuang, kau ayunkan langkahmu menuju kost dan dalam perjalananmu kau yakinkan dirimu bahwa orang tadi baru belajar. Yang namanya orang belajar, kalau salah itu wajar. Kalau dia giat berlatih, pasti kemampuannya bisa jadi sama dengan pegawai-pegawai di sana yang pada dasarnya sudah profesional. Tukang ngeprint, tukang jilid, tukang fotocopy, semua itu terlatih. Setelah itu menjadi lihai dan pelayanannya pun bisa kau rasakan dengan baik. 


Sekian. Semoga bisa mengambil hikmah dari kejadian ini :)

Rabu, 24 Oktober 2012

Tambah Semangat!



Semangat itu datang dari diri sendiri.
Dosisnya akan bertambah karena mendapat dukungan dari orang-orang di sekitar kita, terutama mereka yang mengasihi dan menyayangi kita.
Dan ia tak akan habis karena kita melakukan sesuatu dengannya karena Allah.

Apa Salahnya Pencitraan?


Pencitraan. Saya yakin banyak diantara kita yang sudah tidak asing lagi dengan kata ini bukan? Oke, kali ini saya akan membahas sedikit tentang pencitraan versi pemikiran saya. 

Pencitraan adalah suatu upaya yang dilakukan untuk meningkatkan citra baik seseorang di mata publik. Biasanya, pencitraan dekat sekali dengan hal-hal yang berbau politik. Dalam kehidupan bernegara, kata 'pencitraan' akan sering sekali kita dengar ketika akan ada pemilihan. Baik itu pemilihan kepala desa/kelurahan, camat, bupati/walikota, gubernur, sampai pemilihan presiden. Dimana ada seorang tokoh dipoles sedemikian rupa agar bisa lebih dikenal baik oleh masyarakat. Bukan hanya dalam kehidupan bernegara saja, dalam dunia kampus pun kata 'pencitraan' bisa marak ketika akan ada pemilihan Ketua BEM baik di tingkat Fakultas dan Universitas. 

Yang bisa saya lihat dan saya rasakan adalah di Universitas Diponegoro, Semarang. Tak bisa dipungkiri bahwa yang namanya pencitraan akan selalu saja ada menjelang PEMIRA (pemilihan raya), bahkan ada yang jauh-jauh hari sebelum masa kampanye sudah melakukan pencitraan. Sepengamatan saya, ada banyak sekali metode pencitraan yang dilakukan oleh para calon pemimpin di BEM Fakultas dan BEM KM Undip. Mulai dari penampilan, yang tadinya kurang rapi jadi necis abis. Yang tadinya terlihat sangar, jadi ramah. Dari keeksisan, dari yang tadinya jarang terlihat jadi terlihat dimana-mana. Ada yang mencitrakan dirinya dengan face to face, menjadi tokoh utama di depan khalayak ramai, aktif membuat tulisan, banyak juga yang melakukan pencitraan lewat dunia maya. Facebook dan Twitter-lah yang dianggap menjadi sarana pencitraan lewat dunia maya yang efektif. Dan masih banyak lagi metode-metode pencitraan lainnya yang lebih kreatif.

"Berarti, pencitraan banyak bohongnya ya? Kan banyak tuh yang tadinya nggak ada jadi diada-adain..."

Hayo, ngaku. Siapa yang pernah terlintas pertanyaan dan pemikiran seperti itu? Nah, sebelum meneruskan pemikiran Anda yang seperti itu lebih mari kembali dulu pada diri sendiri. Mau jadi pemimpin, lalu mencitrakan dirinya itu wajar. Mana ada rakyat yang mau memilih pemimpin yang take action-nya tidak begitu terlihat? Mana ada rakyat yang mau memilih pemimpin yang arogan dan tidak mau merakyat? Mana ada rakyat yang mau memilih pemimpin yang kemampuan membela rakyatnya masih diragukan? Mana ada rakyat yang mau memilih pemimpin yang wawasannya kurang? Yang saya maksudkan di sini adalah yang namanya rakyat pasti memilih pemimpin yang sesuai dengan harapannya yang baik. Maka, pencitraan di sini dibutuhkan untuk memperlihatkan kepada publik bahwa calon-calon pemimpin memiliki kapabilitas yang baik sesuai dengan harapan yang baik tadi. Sudah seharusnya untuk mewujudkan itikad baik harus diawali dengan niat yang baik pula. Betul tidak?

Yang namanya pemimpin harus BISA membawa perubahan yang lebih baik dan perubahan itu dimulai dari perubahan diri terlebih dahulu sebelum mengubah orang lain. Wajar rasanya jika semua orang yang melakukan pencitraan itu yang awalnya kurang baik menjadi lebih baik. Dan memang harus BISA lebih baik kan? Namun pencitraan itu belum utuh kalau hanya sampai menjadi terlihat baik. Harus sampai sesuai dengan yang terlihat baik dan yang baiknya itu BISA terus berlanjut (bukan hanya pada masa-masa kampanye), itu baru pencitraan. Banyak yang merasa kecewa ya karena mereka menyadari  bahwa apa yang mereka lihat baik itu ternyata sebenarnya tidak baik, di sinilah letak kebohongannya.

Dalam pencitraan, apa yang dikatakan, apa yang dilakukan, itu memang benar adanya. Bukan suatu kebohongan belaka. Bisa kita buka firman-Nya dalam QS. Ash-Shaf : 3 yang bisa kita jadikan sebagai pengingat diri, “Sangatlah dibenci Allah jika kamu mengatakan apa-apa yang tidak kamu kerjakan.”

Sekarang sudah bulan Oktober dan biasanya waktu heboh-hebohnya tentang PEMIRA Undip ada di bulan November-Desember. Walaupun belum ada pendaftaran secara resmi, bisa kita tahu siapa-siapa saja yang akan mencalonkan diri untuk menjadi pemimpin. Dari mana kita tahu? Tentu saja dari pencitraannya. Ngeksis di Facebook, Twitter, dan Blog itu sudah menjadi hal biasa. Tinggal masing-masing yang akan mencalonkan diri BISA membuatnya menjadi luar biasa.

Pencitraan ada dua macam : Yang disengaja oleh diri sendiri dan yang dibuat oleh management team. Ada beberapa kiat efektif yang bisa dilakukan saat pencitraan yang sengaja dibuat oelh diri sendiri. Di antaranya adalah :
1.  Jadilah dirimu sendiri
Bolehlah, dirimu dipoles sedemikian rupa. Namun, jangan sampai polesan itu menutupi apa yang menjadi ciri khasmu yang bisa ber’nilaijual’ tinggi.
2. Katakan apa yang memang dilakukan
  Tidak ada kebohongan. Jika pemimpin suka berbohong, apa yang terjadi pada rakyatnya?
3.  Fokus pada perbaikan diri
Ada seorang tokoh ingin terlihat lebih baik daripada lawan mainnya lalu dia membeberkan kejelekan lawan mainnya itu di forum yang ramai atau lewat tulisan-tulisan. Ini namanya fokus pada kejelekan orang lain. Kalau seperti ini, sebenarnya diri kitalah yang tidak berkembang karena cara ini hanyalah cara untuk merendahkan yang lain agar kita terlihat lebih bersinar. Fokus pada perbaikan diri, bagaimanapun lawan mainnya, tidak boleh diremehkan. Lawan semakin kuat, itulah yang membuat kita bisa semakin termotivasi untuk menjadi lebih kuat dengan cara yang cerdas tanpa melemahkan yang lain.
4.  Dekati orang-orang dengan baik
Perlu dukungan lebih? Perbanyak link-mu. Nggak usah deh mengompori orang dengan provokasi yang tidak baik mengenai lawan. Kita di sini mendekati untuk mencari dukungan yang suka rela. Buat yang didekati juga jangan terlalu ke-geer-an akan ditempati pada posisi penting ketika si doi udah jadi pemimpin. Didukung-mendukung demi kepetingan rakyat, bukan kepentingan pribadi.
5.  Bermainlah dengan cantik
Jangan terlalu tergesa-gesa dan jangan terkesan selalu frontal. Lakukan semuanya dengan rendah hati. Semua ada langkah-langkahnya. Just do it step by step.

Untuk pencitraan yang dibuat oleh management team, percayakan strategi pencitraannya pada management team dan calon bisa bergerak sesuai dengan arahan management team. Selain management team mengurus calon yang akan maju, management team juga mempunyai tugas untuk menggerakkan massa agar massa bisa memihak pada si calon yang didukung oleh management team. Melihat keberadaannya yang sangat penting, maka pastikan orang-orang di dalamnya adalah orang-orang hebat, cerdas, dan kreatif, bukan orang-orang sembarangan.

Apa salahnya dengan pencitraan? Menurut saya, tidak ada yang salah selama tidak bertentangan dengan yang saya sampaikan di atas. Sekali lagi, pencitraan adalah suatu upaya yang dilakukan untuk meningkatkan citra baik seseorang di mata publik maka lakukanlah dengan cara yang terbaik agar kepercayaan publik BISA tetap dijaga. Terakhir, saya masih belajar. Mohon maaf jika banyak kekurangan di sana-sini. Terima kasih J

10 Hari di Bulan Istimewa (Dzulhijjah)


Bulan Dzulhijjah telah datang!
Yuk, mari kita perbanyak amal di bulan ini...
(Diteriakin : Telaaaaaaaaaat!!!)
Ya, saya akui kalau saya telat. Bulan Dzulhijjah pada tahun ini, jatuh mulai tanggal 17 Oktober 2012 kemarin dan saya baru posting hari ini. 
Okelah, tidak perlu disesalkan karena berbagi ilmu tidak ada kata terlambat. ^^
Bulan Dzulhijjah ini termasuk bulan yang istimewa dalam Kalender Hijriyah. Bagaimana tidak? Banyak amalan-amalan utama yang bisa kita kerjakan untuk menambah tabungan pahala sebelum kita kembali pada-Nya, terutama yang dikerjakan pada 10 hari pertama bulan ini. 

“Tidak ada satu amal shaleh yang lebih dicintai oleh Allah melebihi amal shaleh yang dilakukan pada hari-hari ini (yaitu 10 hari pertama bulan Dzul Hijjah).” Para sahabat bertanya: “Tidak pula jihad di jalan Allah?” Nabi shallallaahu ‘alaihi wasallam menjawab: “Tidak pula jihad di jalan Allah, kecuali orang yang berangkat jihad dengan jiwa dan hartanya namun tidak ada yang kembali satupun." (HR. Abu Dawud dan Ibnu Majah).


Lengkap banget paket ibadah di bulan ini. Dari mulai yang sederhana yaitu dzikir, shalat, puasa, kurban sampai naik haji pun ada di bulan ini. Nah, biar lebih jelas, sekarang kita cek amalan-amalan apa saja yang disyariatkan di bulan ini.

1. Ibadah haji dan umrah
"Dari umrah ke umrah adalah tebusan (dosa-dosa yng dikerjakan) di antara keduanya, dan haji yang mabrur balasannya tiada lain adalah syurga."

Tentunya kita tahu bahwa ibadah haji termasuk amalan utama dan belum tentu semua orang bisa melaksanakan rukun islam kelima ini. Namun, ketika mampu melaksanakannya, dimulai dengan niat karena Allah dan diiringi dengan semangat beribadah pada-Nya hingga akhirnya menjadi haji mabrur, siapa yang tidak ingin?

2. Puasa pada tanggal 1-9 Dzulhijjah, atau pada sebagiannya, atau pada tanggal 9 yang diutamakan (Puasa Arafah)
“Puasa Arofah dapat menghapuskan dosa setahun yang lalu dan setahun akan datang. Puasa Asyuro (10 Muharram) akan menghapuskan dosa setahun yang lalu.”

Hukum berpuasa Arafah adalah sunnah muakkad atau sunah yang dianjurkan untuk dilaksanakan. Puasa Arafah dilaksanakan oleh mereka yang tidak sedang mengerjakan ibadah haji di Padang Arafah.

3. Pahala segala ibadah dilipatgandakan
Karena sepuuh hari di awal bulan Dzulhijjah merupakan hari yang istimewa, Allah pun ‘mengobral’ pahala dengan cuma-Cuma ketika kita menggunakan waktu-waktu tersebut untuk beribadah kepada dank arena-Nya.
Tidak ada hari-hari yang lebih disukai Allah untuk digunakan beribadah sebagaimana halnya hari-hari sepuluh Dzulhijjah. Berpuasa pada siang harinya sama dengan berpuasa selama satu tahun dan shalat pada malam harinya sama nilainya dengan mengerjakan shalat pada malam lailatul qadar. (HR. Tirmidzi, Ibnu Majah, dan Baihaqi)

4. Berdzikir (Tahlil, takbir, tahmid)
Sebenarnya, kita tidak perlu menunggu 10 hari bulan Dzulhijjah datang untuk berdzikir. Karena dzikir seharusnya bisa dijadikan amalan setiap kita melewati detik kita. Dalam keseharian saja, pahala yang bisa didapat lewat berdzikir sudah sangat banyak.
Barangsiapa bertasbih kepada Allah 100 kali ketika pagi dan 100 kali ketika sore, maka ia seperti orang yang melakukan haji 100 kali. Barangsiapa bertahmid kepada Allah 100 kali ketika pagi dan 100 kali ketika sore, maka ia seperti orang yang membawa 100 kuda perang untuk berjihad di jalan Allah. Barangsiapa mengucapkan tahlil 100 kali ketika pagi dan 100 kali ketika sore, maka ia seperti memerdekakan 100 budak dari anak cucu Ismail. Barangsiapa bertakbir 100 kali ketika pagi dan 100 kali ketika sore, maka Allah tidak akan memberikan kepada seseorang sesuatu yang lebih dari apa yang diberikan kepadanya, kecuali orang itu melakukan hal yang sama atau lebih. (Hr. at-Tirmidzi dan ia berkata, hadits ini hasan)
Subhanallah, apalagi di awal bulan Dzulhijjah :
Tidak ada hari-hari yang dianggap lebih agung oleh Allah SWT dan lebih disukai untuk digunakan sebagai tempat beramal sebagaimana hari pertama hingga kesepuluh Dzulhijjah ini. Karenanya, perbanyaklah pada hari-hari itu bacaan tahlil, takbir, dan tahmid. (HR. Ahmad)

5. Idul Adha dan berkurban
Di sepuluh hari pertama bulan Dzulhijjah, ada Idul Adha yang merupakan hari besar kita sebagai umat islam setelah Idul Fitri. Yang spesial di Idul Fitri adalah 1 bulan sebelumnya kita melaksanakan puasa ramadhan terlebih dahulu dan menyamut kemenangan di hari yang fitri itu. Dan, ketika Idul Adha yang spesial adalah ibadah kurban. Hewan kurban akan menjadi kendaraan di akhirat kelak seperti pada hadits berikut :
“Barang siapa telah melaksanakan qurban, setelah orang itu keluar dari kubur nanti, ia akan menemukan qurbannya berdiri di atas kuburannya, rambut qurban itu terdiri dari belahan emas, matanya dari yaqut, kedua tanduknya dari emas pula. Lalu ia terheran-heran dan bertanya, 'Siapa kamu ini? Aku belum pernah melihat sesuatu seindah kamu.'
Hewan itu menjawab, "Aku adalah qurbanmu yang engkau persembahkan di dunia sekarang. Naiklah ke alas punggungku". Kemudian ia naik dan berangkatlah mereka sampai naungan Arasy, di langit yang ketujuh"

Begitu banyak pahala yang bisa kita dapatkan jika kita mau mengerjakan amalan-amalan yang diperintahkan oleh-Nya. Sekarang kita sudah dapat ilmunya, saatnya TAKE ACTION! Atau kalau belum puas, bisa cari referensi lain. Jazakumullah khairan katsir. Wallahu ‘alam bish showwab.
  • Authoress

    Foto Saya
    Kuningan, Jawa Barat, Indonesia
    Seseorang yang sedang berjuang mempertahankan hidupnya dan mewujudkan mimpi-mimpinya.
  • Hi, Friends!

  • Followers