RSS
Facebook
Twitter

Selasa, 08 Maret 2016

Dear My Self

Dear my self.. 
Teruslah berani dalam menghadapi dunia ini. Teruslah memberi banyak kebahagiaan u/ banyak orang. Teruslah menghadirkan banyak senyuman pada siapapun yang membersamaimu dan siapapun yang kau bersamai. 

Dear my self.. 
Tetaplah tenang, apapun yang terjadi. Karena sesungguhnya ketenangan akan lebih membuatmu merasakan makna-makna yang sangat berharga. Karena sesungguhnya ketenangan juga membuatmu lebih tajam melihat banyak hal yang positif. Karena sesungguhnya ketenangan membuatmu paham langkah-langkah mana yang menyenangkan dalam dunia petualanganmu. Karena ketenangan, hadirlah keyakinan yang sangaaaat kuat. 

Dear my self.. 
Tetaplah semangat dan jagalah keinginan yang membara itu. Menyukai apa yang kau miliki sekarang dan mensyukurinya adalah hal yang terbaik. Dan bersyukur belum cukup dengan sekedar alhamdulillah, tapi bersyukur adalah tentang bagaimana kau bisa berjalan lebih jauh, melompat lebih tinggi, menjadi lebih baik, kemudian memberikan yang terbaik. 

Dear my self.. 
Setiap datang peluang yang baik, ambillah. Karena yang datang, barang sedetik pun, itu sudah diskenariokan oleh Sang Maha Perancang Kejadian. 

Dear my self.. 
Selalu jaga pikiranmu yang meluas dan tetap positif. Kau tidak akan tau apakah itu benar yang terbaik atau yang sangat baik, tapi mempelajari banyak hal dengan pikiran, perasaan, dan motivasi positif sungguh akan memberi dampak sekarang dan nanti. 

Dear my self.. 
Berilah berilah kebaikan atas kebaikan, berilah kebaikan juga u/ kebaikan yang masih belum maksimal. Jadilah pemaaf, bukankah Allah telah menjanjikan surga-Nya yang seluas langit dan bumi untukmu? 

Dear my self.. 
Sesungguhnya akan terjadi pengulangan-pengulangan dalam hidup ini sampai kita benar bisa, benar mampu, benar pantas untuk terus berlanjut. Jika kau ingin berlari, maka berlarilah. Teruslah berlari hingga kau merasa puas, hingga kau merasa lega. Tapi pastikan bahwa kau senantiasa berlari jauh, jauh, dan jauh menuju impian terbesarmu. Kemanapun kau mengarahkan larimu, maka pada akhirnya kau akan sampai pada tujuanmu, sebanyak apapun kau mengambil arah berputar. 

Dear my self.. 
Sesungguhnya bukan kau yang mengejar mimpi-mimpi kita. Ini adalah perihal bagaimana mimpi-mimpi itu telah menunggumu atau bahkan sekarang sedang mimpi-mimpimu itu berlari mengejarmu. Seru kan? 

Pada akhirnya hanya ada satu hal : segigih apa kau mampu mendekat pada Yang Maha Memiliki itu semua. 

Semua mungkin karena Ridho-Nya! 

Dear my self.. 
Senyum telah terukir, pikiran pun lebih sejuk. Alam semesta akan mendukung. Ayo benar2 mulai petualanganmu di bumi Allah yang penuh kenikmatan. Maka kau akan bahagia, maka semua orang pun akan bahagia juga. 

Dear my self.. 
Let's do this together!  

Kamis, 09 Juli 2015

Yakin 100%


Crown Imperial (Sebuah Kekuatan)

Dalam setiap apa yang akan dan sedang kita lakukan, kita memerlukan keyakinan. Ya, keyakinan yang kuat yang akan menjaga semangat kita dalam melakukan banyak hal dalam perjalanan hidup ini.

Manusia bergerak atas dasar keyakinan. Dan mereka yang disebut memiliki keyakinan, merekalah yang berkata "Saya BISA!", "Saya Sanggup!", lalu muncullah kemampuan. Lalu muncullah keahlian.

Keyakinan adalah sebuah kekuatan diri yang harus senantiasa dijaga dan ditambah. Mereka yang tidak yakin akan mudah terbawa keadaan dan terbawa perasaan. Namun, bagi mereka yang yakin mereka tetap bisa bersikap tenang, berkepala dingin sambil terus bekerja melakukan hal-hal yang menjadi kewajiban dan yang perlu dilakukan. 

Mereka yang memiliki keyakinan yang kuat dan kekuatan keyakinannya itu selalu terjaga, merekalah yang sudah terbiasa meninggalkan zona-zona aman dan nyaman, merekalah yang terbiasa berhadapan dengan kerja-kerja berat bagaimanapun keadaannya.

Di saat luang, mereka mencari-cari karya apa yang dapat dihasilkan. Di saat yang padat, mereka tidak mengeluh dan lakukan saja apa yang memang harus dilakukan. 

Merekalah yang yakin. Yakin bahwa sesungguhnya apapun yang mereka perbuat dalam kehidupan mereka adalah merupakan bekal untuk perjalanan untuk menikmati perjalanan setelah kehidupan ini.

Merekalah yang yakin. Yakin bahwa tugas manusia adalah berusaha dan hasilnya 100% diserahkan pada Yang Maha Kuasa. Ingat, hasil tidak akan mengkhianati usaha. Kalaupun iya, itu bukan sebuah pengkhianatan. Namun, ada sesuatu yang harus kita perbaiki dalam usaha kita.

Merekalah yang yakin. Merakalah yang hatinya tidak cepat lelah.

Merekalah yang yakin. Mereka yang senantiasa berusaha untuk menambah keyakinannya dengan beribadah, dengan lebih mendekat dengan Sang Maha Pemilik Jiwa. Terus, terus, dan terus mendekat.

Merekalah yang yakin. Merekalah yang memiliki mental pemenang, bukan mental orang gagal. Yang selalu ada ribuan solusi, bukan yang selalu ada alasan dan mencari kesalahan.

Merekalah yang yakin. Mereka yang berusaha untuk dapat merespon dengan baik dalam keadaan apapun.

Sejauh mana kita mencari solusi  itu berdasarkan sekuat mana keyakinan kita. Sekuat mana keyakinan kita untuk bisa lulus dengan baik dari semua masalah yang ada. Sekuat mana keyakinan kita untuk bisa menjadi diri yang lebih baik. Sekuat mana keyakinan kita untuk bisa membuat orang lain menjadi lebih baik pula.

Mereka. Bukan hanya mereka yang punya keyakinan kuat. Tapi kita juga, saya juga punya keyakinan yang kuat.

Terus perkuat keyakinan kita dalam menjalani banyak pekerjaan. Ketika ada keraguan, tidak boleh begitu saja kita berhenti, bisa jadi kita kurang paham sehingga keyakinan kita kurang maksimal. Maka benar, dalam setiap hal yang akan kita lakukan kita harus memiliki dulu pemahaman yang benar tentangnya sehingga dalam menjalaninya akan ikhlas. Jika sudah ikhlas, in sya Allah semuanya akan terasa ringan. 

Sabtu, 24 Januari 2015

Perjalanan Meraih Mimpi



Jika langkah-langkah kaki di jalan perjuangan ini juga bisa dihitung sebagai ibadah mungkinkah setiap langkah yang kita jejakkan terdengar sampai ke langit, ikut mengantar do'a serta harapan kita agar kita mendapat yg terbaik dari apa yg kita impikan?

posted from Bloggeroid

Kamis, 22 Januari 2015

Begitu membaca terjemah ayat-ayat ini (QS. Al-Imran 14-17), seperti ada sesuatu yang menyesakkan menelusup dalam dada. Teringat akan dosa-dosa yang telah diperbuat sampat saat ini. Seringkali kita (khususnya saya) terlena dengan segala macam keindahan dunia. Berapa banyak waktu yang terlewati untuk mengejar apa yang menjadi keinginan kita. Benarkah apa yang kita inginkan itu mendekatkan kita pada ridha Allah, atau malah membuat kita lupa pada Allah dan lebih memilih mengejar dunia demi keindahan status atau martabat di hadapan manusia lainnya?

[14] Dijadikan terasa indah dalam pandangan manusia cinta terhadap apa yang diinginkan, perempuan-perempuan, anak-anak, harta benda yang bertumpuk dalam bentuk emas dan perak, kuda pilihan, hewan ternak, dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia, dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik.

[15] Katakanlah, Maukah aku kabarkan kepadamu apa yang lebih baik daripada yang demikian itu? Bagi orang-orang yang bertakwa (tersedia) di sisi Tuhan mereka surga-surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, mereka kekal di dalamnya, dan pasangan-pasangan yang suci, serta ridha Allah. Dan Allah Maha Melihat hamba-hamba-Nya.

[16] Yaitu orang-orang yang berdoa, Ya Tuhan kami, kami benar-benar beriman, maka ampunilah dosa-dosa kami dan lindungi kami dari azab neraka.

[17] (Juga) orang yang sabar, orang yang benar, orang yang taat, orang yang menginfakkan hartanya, dan orang yang memohon ampunan pada waktu sebelum fajar.

Astaghfirullahaladzim.

Bolehkah kita menikmati dunia? Boleh, tapi tentu ada batasannya. Kuncinya adalah tetap mencari ridha Allah yang utama. Mudah terucap, tapi sangat sulit dilakukan. Sulit, namun bukan berarti tidak mungkin. Semua kembali kepada niat masing-masing untuk bisa beramal lebih baik dengan diiringi doa-doa. Kemudian, mensyukuri nikmat tersebut. Dengan apa? Dengan memanfaatkan apa yang kita punya (fasilitas/harta, kehidupan, waktu luang, dll) sebaik-baiknya serta tidak tergoda untuk melakukan hal-hal yang dapat menjerumuskan kita pada dosa, kecil apalagi yang besar. Setan selalu berada di antara kita untuk melaksanakan tugasnya : membisikkan keburukan pada hati manusia yang tujuan akhirnya adalah membuat manusia itu menjadi temannya di neraka, naudzu billahi min dzalik.

Ayat-ayat di atas menuntun kita untuk menjadi hamba Allah yang senantiasa bertakwa. Sudahkah kita berdoa dengan doa di ayat 16? Doa adalah senjata umat muslim untuk bisa memenangkan surga-Nya.
Sudahkah kita sabar? Sabar itu ada pada pukulan pertama. Begitu ada sesuatu yang tidak diinginkan menimpa kita, saat itulah sabar datang. Sabar datang sebelum kita sempat mengeluh, sebelum kita sempat terpuruk, sebelum kita sempat mengeluarkan emosi negatif lainnya.

Sudahkah kita menjadi orang yang benar? Benar dalam menjalankan perintah Allah dan menjauhi larangannya. Benar dalam bergaul dengan sesama manusia.

Sudahkah kita menjadi orang yang taat? Taat pada Allah, Rasul-Nya, pemimpin yang beriman, orang tua yang selalu mengajarkan kita kebaikan?

Sudahkah kita menginfakkan harta kita di jalan-Nya? Sahabat, bagaimana kita bisa berinfak kalau kita hanya punya sedikit harta? Jangan sampai setelah kita berinfak, diri kita malah terdzalimi. Yang mengatur rezeki adalah Allah, tinggal sepandai-pandainya kita mencari pekerjaan yang halal dan dengan keuntungan darinya kita bisa berinfak banyak dan menebar kebahagian bagi yang membutuhkan. Ya, seorang muslim harus kaya! Bukan hanya kaya harta, tapi juga kaya hati dan akal. Berapa banyak ayat yang memerintahkan kita untuk infak? Ah, ini juga motivasi!!!

Dan sudahkah kita menjadi orang yang senantiasa meminta ampunan-Nya di waktu sebelum fajar? Semoga Allah memudahkan kita untuk bangun malam agar tak melewatkan hal ini.

Jika benar-benar mengamalkannya bagaimana ya jadinya? Sebulan saja, atau seminggu saja, akankah kita lebih baik? Lets try!!!

posted from Bloggeroid

Minggu, 26 Oktober 2014

It's Travel Time



Sejatinya dalam kehidupan ini ada banyak perjalanan.

Seringnya, ketika kita hendak melalukan perjalanan ke luar kota kita menyambutnya dengan senang dan menyiapkan berbagai keperluan atau yang biasa kita packing.

Ada yang mengingatkanku bahwa perjalanan hakiki setiap manusia di dunia ini adalah perjalanannya menuju akhirat. Oleh karenanya, setiap jarak yang kita tempuh seharusnya adalah dalam rangka packing, dalam rangka mengumpul-ngumpulkan bekal untuk perjalanan panjang yang datangnya bisa sangat mendadak.

"Ya Allah, tunjukanlah kami jalan yang lurus dan jaga semangat kami dalam rangka mengumpul-ngumpulkan bekal untuk kehidupan setelah dunia."

posted from Bloggeroid

Sabtu, 25 Oktober 2014

Alhamdulillah, Hidup ini Indah



Jalan hidup tak selamanya mulus, begitu yang kita rasakan.
Ah, tapi itu tergantung bagaimana kita melihat hidup itu sendiri.
Ada seorang yang bergelimang harta, serba berkecukupan, namun ia tak bahagia bahkan ada yang tidak bisa menikmati apa yang dimilikinya.
Ada seorang yang dalam kehidupannya tak ada santai walau sejenak, bercucuran keringat, rasa letih tak pernah pergi dari tubuhnya demi mendapatkan sesuap nasi, namun ia sangat senang dan sabar dalam menjalaninya.
Bersyukur adalah kuncinya.
Ingat, dalam kehidupan ini ada ujian ada cobaan.
Ujian membuat kita lebih tangguh dan melatih diri kita untuk menjadi lebih baik.
Sedang cobaan adalah balasan bagi mereka yang telah melakukan keburukan di masa lalu.
Hidup adalah anugerah, terlalu sayang jika tak disyukuri.

posted from Bloggeroid

Minggu, 12 Oktober 2014

Percayalah, Kamu Bisa!


posted from Bloggeroid

Kamis, 04 September 2014

Prinsip Rumah Kebakaran


"Kalau kamu mau ngajak orang, pakenya Prinsip Rumah Kebakaran," Katanya.
Ah, sudah sejak sekian lama akhirnya kudengar lagi kata-kata petuah darinya. Beruntung pagi ini aku berangkat lebih awal ke rumahnya sehingga begitu selesai dengan rutinitas pagi yang kujalani beberapa waktu terakhir ---berkunjung ke rumah beliau setiap pagi, menabung untuk bekal nanti---, aku bisa mendengar inspirasi pagi lagi darinya.

"Udah pernah dengar belum?" Lanjutnya dengan pertanyaan.
"Baru, baru kali ini." Kataku sambil memasang ekspresi antusias, ingin sekali mendengar penjelasannya.

"Iya, kalau kamu ngajakin orang apalagi kalau ngajakin buat yang baik-baik, prinsip ini. Coba ceritakan situasi jika rumahmu kebakaran dan ada banyak orang di dalamnya sedang terlelap terbuai mimpi."
Malah aku yang diminta bercerita, "Kalau aku menjadi satu-satunya orang yang bangun, ketika melihat api saya langsung berteriak berharap semua bisa bangun kemudian keluar bersama. Mungkin ditambah juga sama acara gedor-gedor pintu, apapun yang bisa membuat mereka menyelamatkan diri segera."
"Normal."
"Eh?" Maksudnya? Sudah pasti begitu, kan?

"Apa ada orang yang posisinya sama denganmu di ceritamu yang dengan keluar nyelametin dirinya sendiri karena dia nggak ngerti cara madamin api dan nggak bangunin karena dikira bakal ngeganggu?" Dia bertanya lagi.
"Kayaknya kalau ada api besar di rumah langsung refleks bergerak deh. Respon paling umum berteriak : TOLONG! Kemudian yang lain bisa tersadar dan kebanyakan panik lalu keluar tanpa memikirkan apa-apa kecuali harus selamat."

"Nah, ngajakin orang buat kebaikan juga gitu. Kalau kita nunggu ngerti, kita nunggu bisa, bisa jadi malah kitalah yang bikin banyak orang jadi rugi. Bayangin kalau kita keluar rumah yang kebakaran sendirian terus yang lain masih di dalam rumah dan akhirnya mati terbakar?"
"Bisa-bisa kita dituduh tersangka pembunuhan."
"Hahaha. Insting detektifmu keluar lagi, eh?"
Dalam diam aku mengernyitkan dahi melihatnya. Hei, yang ingin kudengar itu penjelasanmu!

"Orang-orang di dalam rumah emang bakal selamat kalau apinya segera dipadamin. Tapi, apa kita harus menunggu diri kita bisa madamin api baru kita bisa menyelamatkan mereka? Keburu jadi mayatlah mereka nungguin kita lama. Yang penting kita ada usaha buat nyelametin mereka."
"Ya, bener sih."
"Ngajakin berbuat baik. ngingetin sesama, nggak perlu nunggu kita expert 100%. Yang penting kita udah usaha buat ngerti dan bisa tentang apa yang kita ajak, sama yang penting kita harus punya kemauan. Kita ya cuma ngarep selamat sama-sama yang lain ke Allah. Emang mau masuk surga sendirian? Ya, walau nggak tentu akhirnya masuk surga. Yang penting usaha."


Rabu, 03 September 2014

Sup Daging Sapi Jahe dengan Saus Lemon

 

Mizutaki adalah jenis makanan jepang dengan ciri khas sup berkuah panas berisi daging dan sayuran. Daging yang biasanya dipakai adalah daging ayam. Ceritanya sih pengen coba buat masakan ala nihon dan ketika menemukan resep Tori no Mizutaki, saya tertarik untuk segera membuatnya! Ya, karena sepertinya mudah sih.
Walau resepnya terbilang mudah dan tidak aneh-aneh, sayangnya saya kurang begitu suka dengan daging ayam. Niat awalnya hanya mengganti daging ayam dengan daging sapi tapi ujung-ujungnya saya sukses membuat Mizutaki dengan resep yang sudah jauh melenceng. 
Yosh!
Ini dia resep hasil eksperimen saya, boleh dicoba dan rasakan sensasi hangat menyegarkan di lidah Anda.

Sup Daging Sapi Jahe dengan Saus Lemon
 
Bahan
100 gram Daging sapi segar
75 gram Sawi putih (kira-kira 5 helai daun sawi)
3 gelas Air 

Bumbu 
1 sdt Garam
1 siung Bawang putih
2 cm Jahe
1/2 sdt Merica bubuk
1/3 sdt Royco sapi

Saus
3 sdm Kecap manis
1 sdm Perasan lemon
1 buah Cabe rawit setan
3 sdm Air

Cara Memasak
Sup
1.  Daging sapi dipotong dadu 2 cm, rebus hingga lunak dalam air mendidih; tiriskan.
2.  Haluskan bumbu.
3.  Buang bagian bawah sawi yang keras lalu iris-iris daunnya.
4. Masukkan air dan daging pada panci kecil; setelah mendidih masukkan bumbu.
5.  Setelah bumbu meresap, masukkan sawi ke dalam panci; aduk sebentar; matikan kompor.
6.  Sajikan dalam mangkuk.
Saus
1. Masukkan kecap, perasan lemon,dan potongan cabe ke dalam mangkuk kecil; aduk rata.
2.  Masukkan air
3. Siap disajikan bersama sup.

Resep ini hanya cukup untuk membuat 1 porsi. Hehehe. Namanya eksperimen, jadi saya coba sedikit dulu. 

Bagaimana cara memakannya?
Pada setiap suapan, ambil daging dan sawi dengan sendok makan lalu siram saus lemon di atasnya (aslinya Mizutaki itu dicelupkan ke Ponzu Sauce). Hidangan ini bisa lebih sedap jika dimakan bersama nasi putih. 

Untuk inovasinya, bisa tambahkan berbagai macam sayuran di sup. Yang berbeda dari sup yang biasanya adalah bahan jahe yang ikut dihaluskan.  tadinya sempat kepikiran rasanya aneh, tapi ternyata... Ini adalah olahan daging sapi yang layak dicoba!

Dua orang teman sekontrakan sudah membuktikan cita rasanya yang unik tapi tetap menyenangkan di lidah.

NB : Memasak bisa jadi alternatif untuk me-refresh otak.
  • Authoress

    Foto Saya
    Kuningan, Jawa Barat, Indonesia
    Seseorang yang sedang berjuang mempertahankan hidupnya dan mewujudkan mimpi-mimpinya.
  • Hi, Friends!

  • Followers