RSS
Facebook
Twitter

Kamis, 09 Juli 2015

Yakin 100%


Crown Imperial (Sebuah Kekuatan)

Dalam setiap apa yang akan dan sedang kita lakukan, kita memerlukan keyakinan. Ya, keyakinan yang kuat yang akan menjaga semangat kita dalam melakukan banyak hal dalam perjalanan hidup ini.

Manusia bergerak atas dasar keyakinan. Dan mereka yang disebut memiliki keyakinan, merekalah yang berkata "Saya BISA!", "Saya Sanggup!", lalu muncullah kemampuan. Lalu muncullah keahlian.

Keyakinan adalah sebuah kekuatan diri yang harus senantiasa dijaga dan ditambah. Mereka yang tidak yakin akan mudah terbawa keadaan dan terbawa perasaan. Namun, bagi mereka yang yakin mereka tetap bisa bersikap tenang, berkepala dingin sambil terus bekerja melakukan hal-hal yang menjadi kewajiban dan yang perlu dilakukan. 

Mereka yang memiliki keyakinan yang kuat dan kekuatan keyakinannya itu selalu terjaga, merekalah yang sudah terbiasa meninggalkan zona-zona aman dan nyaman, merekalah yang terbiasa berhadapan dengan kerja-kerja berat bagaimanapun keadaannya.

Di saat luang, mereka mencari-cari karya apa yang dapat dihasilkan. Di saat yang padat, mereka tidak mengeluh dan lakukan saja apa yang memang harus dilakukan. 

Merekalah yang yakin. Yakin bahwa sesungguhnya apapun yang mereka perbuat dalam kehidupan mereka adalah merupakan bekal untuk perjalanan untuk menikmati perjalanan setelah kehidupan ini.

Merekalah yang yakin. Yakin bahwa tugas manusia adalah berusaha dan hasilnya 100% diserahkan pada Yang Maha Kuasa. Ingat, hasil tidak akan mengkhianati usaha. Kalaupun iya, itu bukan sebuah pengkhianatan. Namun, ada sesuatu yang harus kita perbaiki dalam usaha kita.

Merekalah yang yakin. Merakalah yang hatinya tidak cepat lelah.

Merekalah yang yakin. Mereka yang senantiasa berusaha untuk menambah keyakinannya dengan beribadah, dengan lebih mendekat dengan Sang Maha Pemilik Jiwa. Terus, terus, dan terus mendekat.

Merekalah yang yakin. Merekalah yang memiliki mental pemenang, bukan mental orang gagal. Yang selalu ada ribuan solusi, bukan yang selalu ada alasan dan mencari kesalahan.

Merekalah yang yakin. Mereka yang berusaha untuk dapat merespon dengan baik dalam keadaan apapun.

Sejauh mana kita mencari solusi  itu berdasarkan sekuat mana keyakinan kita. Sekuat mana keyakinan kita untuk bisa lulus dengan baik dari semua masalah yang ada. Sekuat mana keyakinan kita untuk bisa menjadi diri yang lebih baik. Sekuat mana keyakinan kita untuk bisa membuat orang lain menjadi lebih baik pula.

Mereka. Bukan hanya mereka yang punya keyakinan kuat. Tapi kita juga, saya juga punya keyakinan yang kuat.

Terus perkuat keyakinan kita dalam menjalani banyak pekerjaan. Ketika ada keraguan, tidak boleh begitu saja kita berhenti, bisa jadi kita kurang paham sehingga keyakinan kita kurang maksimal. Maka benar, dalam setiap hal yang akan kita lakukan kita harus memiliki dulu pemahaman yang benar tentangnya sehingga dalam menjalaninya akan ikhlas. Jika sudah ikhlas, in sya Allah semuanya akan terasa ringan. 

Sabtu, 24 Januari 2015

Perjalanan Meraih Mimpi



Jika langkah-langkah kaki di jalan perjuangan ini juga bisa dihitung sebagai ibadah mungkinkah setiap langkah yang kita jejakkan terdengar sampai ke langit, ikut mengantar do'a serta harapan kita agar kita mendapat yg terbaik dari apa yg kita impikan?

posted from Bloggeroid

Kamis, 22 Januari 2015

Begitu membaca terjemah ayat-ayat ini (QS. Al-Imran 14-17), seperti ada sesuatu yang menyesakkan menelusup dalam dada. Teringat akan dosa-dosa yang telah diperbuat sampat saat ini. Seringkali kita (khususnya saya) terlena dengan segala macam keindahan dunia. Berapa banyak waktu yang terlewati untuk mengejar apa yang menjadi keinginan kita. Benarkah apa yang kita inginkan itu mendekatkan kita pada ridha Allah, atau malah membuat kita lupa pada Allah dan lebih memilih mengejar dunia demi keindahan status atau martabat di hadapan manusia lainnya?

[14] Dijadikan terasa indah dalam pandangan manusia cinta terhadap apa yang diinginkan, perempuan-perempuan, anak-anak, harta benda yang bertumpuk dalam bentuk emas dan perak, kuda pilihan, hewan ternak, dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia, dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik.

[15] Katakanlah, Maukah aku kabarkan kepadamu apa yang lebih baik daripada yang demikian itu? Bagi orang-orang yang bertakwa (tersedia) di sisi Tuhan mereka surga-surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, mereka kekal di dalamnya, dan pasangan-pasangan yang suci, serta ridha Allah. Dan Allah Maha Melihat hamba-hamba-Nya.

[16] Yaitu orang-orang yang berdoa, Ya Tuhan kami, kami benar-benar beriman, maka ampunilah dosa-dosa kami dan lindungi kami dari azab neraka.

[17] (Juga) orang yang sabar, orang yang benar, orang yang taat, orang yang menginfakkan hartanya, dan orang yang memohon ampunan pada waktu sebelum fajar.

Astaghfirullahaladzim.

Bolehkah kita menikmati dunia? Boleh, tapi tentu ada batasannya. Kuncinya adalah tetap mencari ridha Allah yang utama. Mudah terucap, tapi sangat sulit dilakukan. Sulit, namun bukan berarti tidak mungkin. Semua kembali kepada niat masing-masing untuk bisa beramal lebih baik dengan diiringi doa-doa. Kemudian, mensyukuri nikmat tersebut. Dengan apa? Dengan memanfaatkan apa yang kita punya (fasilitas/harta, kehidupan, waktu luang, dll) sebaik-baiknya serta tidak tergoda untuk melakukan hal-hal yang dapat menjerumuskan kita pada dosa, kecil apalagi yang besar. Setan selalu berada di antara kita untuk melaksanakan tugasnya : membisikkan keburukan pada hati manusia yang tujuan akhirnya adalah membuat manusia itu menjadi temannya di neraka, naudzu billahi min dzalik.

Ayat-ayat di atas menuntun kita untuk menjadi hamba Allah yang senantiasa bertakwa. Sudahkah kita berdoa dengan doa di ayat 16? Doa adalah senjata umat muslim untuk bisa memenangkan surga-Nya.
Sudahkah kita sabar? Sabar itu ada pada pukulan pertama. Begitu ada sesuatu yang tidak diinginkan menimpa kita, saat itulah sabar datang. Sabar datang sebelum kita sempat mengeluh, sebelum kita sempat terpuruk, sebelum kita sempat mengeluarkan emosi negatif lainnya.

Sudahkah kita menjadi orang yang benar? Benar dalam menjalankan perintah Allah dan menjauhi larangannya. Benar dalam bergaul dengan sesama manusia.

Sudahkah kita menjadi orang yang taat? Taat pada Allah, Rasul-Nya, pemimpin yang beriman, orang tua yang selalu mengajarkan kita kebaikan?

Sudahkah kita menginfakkan harta kita di jalan-Nya? Sahabat, bagaimana kita bisa berinfak kalau kita hanya punya sedikit harta? Jangan sampai setelah kita berinfak, diri kita malah terdzalimi. Yang mengatur rezeki adalah Allah, tinggal sepandai-pandainya kita mencari pekerjaan yang halal dan dengan keuntungan darinya kita bisa berinfak banyak dan menebar kebahagian bagi yang membutuhkan. Ya, seorang muslim harus kaya! Bukan hanya kaya harta, tapi juga kaya hati dan akal. Berapa banyak ayat yang memerintahkan kita untuk infak? Ah, ini juga motivasi!!!

Dan sudahkah kita menjadi orang yang senantiasa meminta ampunan-Nya di waktu sebelum fajar? Semoga Allah memudahkan kita untuk bangun malam agar tak melewatkan hal ini.

Jika benar-benar mengamalkannya bagaimana ya jadinya? Sebulan saja, atau seminggu saja, akankah kita lebih baik? Lets try!!!

posted from Bloggeroid

  • Authoress

    Foto Saya
    Kuningan, Jawa Barat, Indonesia
    Seseorang yang sedang berjuang mempertahankan hidupnya dan mewujudkan mimpi-mimpinya.
  • Hi, Friends!

  • Followers