RSS
Facebook
Twitter

Minggu, 29 April 2012

Tersenyum 5 Detik ^___^


Banyak tugas, musim praktikum, musim ujian, kerjaan di organisasi, dan masalah pribadi.

Ya, di antara sekian banyak permasalahan di dunia perkuliahan, 5 masalah di atas sering menjadi pemicu stress para mahasiswa. Ketika sudah seperti itu, tidak jarang yang kerepotan dalam hal manajemen waktu dan berwajah muram.

Jangan terlalu khawatir sobat apabila kesibukan-kesibukan dan masalah-masalah seperti di atas atau yang lainnya datang kepadamu. Sudah keniscayaan kan kalau dalam hidup selalu ada masalah? Life is never  flat kata kebanyakan orang. ^^
Ada sedikit tips nih biar kita tidak terlalu kerepotan dalam hal mengatur waktu kita bila kita punya banyak hal yang harus dikerjakan. Walau sudah banyak versi dalam hal mengatur waktu, mungkin ini bisa dicoba.

Yang pertama, di malam hari sebelum tidur list apa saja yang ingin dikerjakan di hari esok. Bisa juga di-list di waktu setelah shubuh. Mengapa kita butuh list kegiatan kita dalam sehari? Hal ini bisa memudahkan kita dalam beraktivitas dan kita tidak perlu bingung ingin mengerjakan apa saja hari ini. Masih ada kan ya di antara kita yang bingung mau ngapain dan akhirnya waktu yang sangat berharga dalam sehari terlewati begitu saja? Oh ya, ingat, semua yang ingin dikerjakan dicatat ya termasuk untuk hal-hal yang bersifat refreshing seperti main atau hang out.
Kemudian, klasifikasikan kegiatan berdasarkan prioritas. Ada dua hal yang mencakup prioritas yaitu antara keinginan dan kebutuhan. Klasifikasikan kegiatan menurut kebutuhan :apakah kegiatan itu mendesak atau tidak mendesak. Lalu untuk keinginan : apakah kegiatan itu penting atau tidak penting. Nah, pada akhirnya akan terklasifikasikan kegiatan dalam 4 tema : penting-mendesak, penting-tidak mendesak, tidak penting-mendesak, mendesak-tidak penting. Utamakan kegiatan yang penting-mendesak terlebih dahulu.

Yang paling penting adalah ketika bagaimana kita memulai, menjalani, dan mengakhiri hari. Ternyata hal ini bisa berpengaruh lho dalam 1 hari yang akan kita jalani. Mulailah hari dengan niat yang lurus, semangat, dan ceria. Ketika menjalaninya pun sama. Dan ketika dalam 1 hari tersebut kita terbawa dengan suasana yang menyenangkan yang dibuat oleh diri kita sendiri dan orang lain, maka insya Allah segala urusan dalam hari itu akan terasa lebih mudah dan pada akhirnya kita bisa mengakhiri hari dengan bahagia pula.

Yah, yah... Yang namanya teori seringkali dalam kenyataannya bisa meleset. Ada yang sudah mencoba tetapi tetap saja masih merasa gelisah karena masih banyak yang belum dikerjakan. Masih banyak pikiran dan ujung-ujungnya bingung mana dulu yang harus dikerjakan sedangkan waktu sudah mepet. Hehehehe. Pernah nggak merasa seperti ini? Hm, tetap semangat untuk berusaha. Dan ketika dirasa sudah overload, suntuk, dan jenuh tiada tara. Coba hentikan segala aktivitas, kosongkan pikiran sejenak dari hal-hal yang mengganggu, pejamkan mata, bayangkan hal-hal yang indah, tarik napas dalam-dalam lalu hembuskan, kemudian tersenyumlah dengan senyummu yang paling indah, ikhlas dan mempesona. Ya, tersenyumlah walau hanya 5 detik saja. Karena dengan senyum ikhlas, tubuh kita akan merasa lebih rileks dan terisi lagi oleh energi positif yang akan membuat kita kembali totalitas dalam mengerjakan segala hal yang belum terselesaikan. Kucing pun bisa tersenyum, apalagi kita?

 

Dan kau tidak akan pernah sendiri karena Allah akan selalu ada untuk kita. Dengan mengingat-Nya, hati kita akan bertambah tenang. ^^




Smile and the world will give its smile to you,
Akabara Hikari


Minggu, 15 April 2012

8 Sifat Pendidik Sukses

Salam sejahtera bagi kita semua..

Biasanya, setiap habis maghrib di wisma (kos) saya suka ada kajian tentang ilmu agama. Alhamdulillah, setidaknya walaupun sebentar masih ada fasilitas untuk memperdalam agama. Sekarang kan, suka susah kalau mau belajar agama. Nggak ada fasilitaslah, nggak ada waktu lah, banyak alasan deh ya... ^^

Nah, bahasan semalam itu diambil dari buku "Cara Nabi Mendidik Anak" karya Ir. Muhammad Ibnu Abdul Hafidh Suwaid. Eits, ngomonginnya udah mendidik anak. Hehehe. Begini teman-teman, walaupun dirasa masih lama, kita perlu tahu dari sekarang-sekarang. Dan menurut saya, cara ini bukan hanya harus dipakai oleh orang tua kepada anaknya. Ilmu di buku tersebut bisa diaplikasikan di dalam kehidupan sehari-hari, terutama untuk yang berkecimpung dalam hal didik-mendidik. Misalnya guru, tentor, HRD, dsb.

Dibuku tersebut dijelaskan bahwa ketika kita berperan menjadi pendidik, maka kita harus memiliki sifat-sifat terpuji. Bagaimana mau menjadi pendidik yang baik kalau akhlak kita tidak terpuji? Kita tahu bahwa sosok yang paling bisa kita jadikan contoh dalam keteladanan akhlak tiada lain adalah Rasulullah SAW. Semakin baik kualitas pendidik, maka dalam praktiknya, akan semakin dekat pula pada keberhasilan mendidik.

Nah, apa aja sih sifat yang harus dimiliki oleh seorang pendidik? Ada 8 sifat, yuk kita pahami sama-sama... ^^

1. Penyabar & tidak pemarah. 
Di dalam hadits dikatakan bahwa orang yang penyabar & tidak pemarah itu dicintai oleh Allah SWT (HR. Muslim). Dan memang benar, dalam mendidik dibutuhkan banyak kesabaran dan tidak menjadikan diri kita seorang pemarah karena tidaksabaran dan pemarah bisa menjadi contoh yang buruk ketika dilihat orang orang-orang yang dididik.

2. Lemah lembut & menghindari kekerasan. 
Lemah lembut dan menghindari kekerasan berbeda dengan pengecut. Yang ditekankan di sini adalah bahwa ketika seseorang memiliki lemah lembut dan tanpa kekerasan, orang yang kita didik dapat menerima didikan kita dengan senang hati. Ya, dalam mendidik kita akan selalu berhubungan dengan hati orang lain.

3.Hatinya penuh rasa kasih sayang. 
Kasih sayang itu bukan terbatas seseorang menyayangi kawannya, namun ksh sayang u/ semua manusia. Ketika ada kasih sayang, maka yang akan muncul ialah keharmonisan antara pendidik dan yang dididik.

4. Memilih yang termudah di antara 2 perkara selagi tidak berdosa 
Terkadang kita bingung ketika dihadapkan oleh dua pilihan yang sulit. Maka, yang harus kita lakukan adalah memilihnya dengan segala konsekuensinya, memilih yang paling mudah selagi itu tidak berdosa.
 
5. Fleksibel. 
Dalam mendidik, kita tidak boleh saklek dan kaku. Namun, kita harus bisa memudahkan, namun tetap dalam koridor batasan-batasan yang berlaku.

6. Tidak emosional. 
Menjaga emosi penting dalam mendidik. Kalau dalam mendidik kita tidak bisa menjaga emosi, maka yang akan terjadi adalah terlalu terbawa perasaan dan akhirnya makan  hati. Dalam hadits disebutkan bahwa orang kuat itu bukan karena kekuatannya saat berkelahi, tetapi dia yang mampu mengendalikan dirinya saat marah (muttafaq 'alaihi).

7. Bersikap moderat & seimbang. 
Bersikap ekstrim & berlebih-lebihan adalah sikap tercela, tidak diperkenankan dalam mendidik. Seimbang, adil, sesuai dengan porsinya masing-masing.

8. Ada senjang waktu dlm memberi nasihat. 
Ada senjang waktu artinya ketika kita memberi nasihat harus ada jeda waktu atau jtidak terlalu sering dalam memberi nasihat kepada orang yang sedang kita didik. Khawatirnya adalah ketika yang mendengar bosan kalau setiap waktu memberi nasihat. Ada seorang sahabat Nabi SAW yang ketika dia memberikan nasihat selalu didengar, ketika beliau diminta untuk sering-sering memberi nasihat, beliau mengatakan bahwa cukup setiap hari Kamis saja waktunya untuk memberi nasihat karena khawatir bosan. Kalau sudah bosan dengan nasihat, maka nasihat-nasihat selalnjutnya akan sulit diterima. Bisa dijadikan contoh, memberi sms motivasi setiap satu atau dua kali dalam seminggu.

Sebenarnya, jurus paling ampuh yang harus dimiliki untuk mendidik hanyalah keteladanan kita sebagai pendidik. Jika kita bisa menjadi teladan yang baik, maka kita akan dipercaya. Ketika kita sudah dipercaya, maka apapun kebaikan yang kita berikan akan mudah diterima oleh semua orang.




Semangat untuk jadi lebih baik!
Akabara Hikari ^^

Rabu, 04 April 2012

Petuah Pak Tua dalam Perjalanan [Part 2]


Sekarang dia menoleh ke arahku dan menanyakan hal yang sama, kuliah atau tidak. Kujawab saja ya dan memang begitu adanya. Setelah menanyaiku macam-macam tentang dari mana asalku, ke mana aku akan pergi, bla.. bla.. bla.. dia menasehatiku.

"Kuliah itu jangan sekedar asal kuliah. Belajar di kelas saja tidak cukup. Ikutilah berbagai organisasi yang ada di kampus. Bla.. bla.. bla.." Dia berkata panjang lebar.

Aku manggut-manggut mengiyakan. Ya, memang benar. Tidak cukup hanya belajar di kelas saja karena tempat belajar bukan hanya di kelas. Untuk masalah akademis mungkin iya, tapi untuk masalah pengalaman hidup, kita harus mencarinya di luar kelas. Salah satunya adalah di organisasi, ladang amal dan tempat meng-upgrade softskill.

Kini dia beralih lagi kepada sang pemuda dan kekasihnya itu. Kudengar dia menceritakan beberapa pengalaman hidupnya. Samar-samar kudengar karena suaranya berlomba dengan suara mesin bus yang kami naiki.

Aku menoleh saat namaku dipanggil.

"Tapi, jangan lupa waktu juga kalau sudah berorganisasi. Sesekali, liriklah seseorang yang nantinya bisa jadi calon pendamping hidupmu."

Kok makjleb banget ya ini? Hahaha. Aku hanya terkekeh ketika Pak Tua itu menyelesaikan kalimatnya. Organisasi itu menyenangkan, dan memang sering kali membuat saya lupa waktu, lupa orang, dan lupa diri saking asyiknya. Dan kalimat kedua? Tak jarang orang yang memberi masukan seperti itu. Efek jad mahasiswi semester 6 dan memang sudah banyak yang seumuran memiliki pendamping hidup. Semua ada waktunya Pak Tua! Ingin kuberkata seperti itu namun tak jadi dan dia melanjutkan.

"Dan jangan sembarangan melirik seorang lelaki. Ada dua jenis lelaki di dunia ini. Yang pertama tukang gombal dan kedua yang lugu. Pilihlah laki-laki yang lugu karena dialah yang menghormati dan akan menjaga seorang perempuan dengan segenap jiwa. Kalau lelaki yang gombal, itu hanya manis di awal. Dan yakin, yang suka gombal itu pasti sudah memakan korban untuk kegombalannya."

Ha? Benarkah yang dikatakan Pak Tua itu? Hanya kutanggapi dengan senyuman ragu saja.

"Ini serius lho!" Serunya. Mungkin dia menangkap raut wajah tak percaya dariku. "Jika ada orang yang suka diam-diam menyukaimu. Diam-diam memperhatikanmu. Suka menulis sesuatu yang berhubungan denganmu. Menyangkal kalau dia suka padamu. Boleh kau pilih dia, karena kebanyakan yang seperti itulah yang baik."

Hahaha. Masa iya? Pertanyaannya, mengapa Pak Tua ini tiba-tiba menjadi seolah benar tahu keadaanku? Hanya gara-gara seperti itu boleh dipilih? Ah, yang benar saja.

"Temanmu ada tidak yang seperti itu?" Tanyanya menyelidiki.

JEGLEG!!!!!

Belum sempat kujawab, bus berhenti tiba-tiba yang kemudian terdengar suara seperti suara ledakan. Ban meletus saudara-saudara! Banyak penumpang yang menjadi panik. Anak balita yang berada di bus mulai menangis-nangis. Benar, sungguh kacau keadaan saat itu padahal kami baru di perjalanan selama 2 jam. Tak lama kemudian semua penumpang disuruh keluar dan bus diganti dengan yang baru.

Saat keluar dari bus, aku berpisah dengan orang-orang yang tadinya berada di sekitarku.

Satu teriakan terdengar ketika aku akan memasuki bus yang baru.

"Jika ada yang seperti itu, segera balas perasaannya atau kau akan menyesa karena membuatnya lama menunggu!"

Setelah itu, sampai aku turun di kota tujuan, aku tak bertemu lagi dengan Pak Tua itu.

Petuah yang aneh menurutku. Padahal belum tentu ada orang yang seperti itu di sekitarku. Okelah, hanya sekejap saja, tidak usah terlalu dipikirkan. Semua ada waktunya dan mengenai jodoh, jodoh itu tidak akan tertukar insya Allah.

Yuk, belajar.. belajar.. Sekarang belum saatnya untuk serius ke arah sana. Masih banyak kefokusan di sini yang perlu diselesaikan. Main-main ke arah sana juga janganlah ya. Berpotensi hanya membuang waktu saja.

Jadi kemana-mana ini. Ayo fokus lagi! Kita hidup di hari ini, bukan kemarin, bukan besok. Maksimalkan hari ini dengan segala hal yang mengandung kemanfaatan. Kerjakan yang sudah pasti! Ganbatte.. ^^





Stop wasting time!
Akabara Hikari





  • Authoress

    Foto Saya
    Kuningan, Jawa Barat, Indonesia
    Seseorang yang sedang berjuang mempertahankan hidupnya dan mewujudkan mimpi-mimpinya.
  • Hi, Friends!

  • Followers