RSS
Facebook
Twitter

Kamis, 25 April 2013

Lebih Dekat dengan Al-Qur'an

Ini bisa dibilang tulisan pelengkap Rumus Canggihku yang ditulis beberapa waktu silam. Alhamdulillah dapat ilmu baru, alhamdulillah ada kesempatan untuk berbagi. 



KEUTAMAAN MEMBACA DAN MENGAMALKAN AL-QUR'AN
1. Diberi syafa'at pada Hari Kiamat (HR. Muslim). Riyadhush Shalihin 991, 992

2. Menjadi keluarga Allah
Rasulullah SAW bersabda, "Sesungguhnya Allah mempunyai keluarga di antara manusia." Para sahabat bertanya, "Siapa mereka ya Rasulullah?" Rasullah SAW menjawab, "Para ahli Al-Qur'an. Merekalah keluarga Allah dan pilihan-pilihan-Nya." (HR. Ahmad)

3. Pada Hari Kiamat orang tuanya akan dipakaikan mahkota yang cahayanya lebih indah dari matahari.
Rasulullah SAW bersabda, "Barangsiapa membaca Al-Qur'an dan mengamalkan apa yang terkandung di dalamnya, maka kedua orang tuanya akan dipakaikan mahkota pada Hari Kiamat yang cahayanya akan lebih indah daripada cahaya matahari di rumah-rumah di dunia ini." (HR. Abu Dawud)

4. Pada Hari Kiamat dipakaikan mahkota dari cahaya dan orang tuanya dipakaikan  pakaian yang indah tiada banding di dunia.
Rasulullah SAW bersabda, "Barangsiapa yang membaca Al-Qur'an dan mengamalkannya, maka akan dipakaikan kepadanya mahkota yang terbuat dari cahaya, dan kedua orang tuamu akan dipakaikan sepasang pkaian yang indah tiada bandingnya di dunia ini. Orang tuanya akan bertanya kepada Allah, 'Mengapa kami diperlakukan demikian. Jawab Allah, 'Karena klian telah menjadikan anak kalian sebagai pembaca Al-Qur'an''" (HR. Hakim)

Sudahkah membaca Al-Qur'an hari ini?
Berapa target minimal bacaan Al-Qur'anmu setiap hari?

KEUTAMAAN MENGHAFAL AL-QUR'AN
1. Mendapat kedudukan tinggi di surga sesuai dengan jumlah hafalanny. (HR. Abu Dawud dan Tirmidzi) Riyadhush Shalihin 1001

2. Mendapat Tasyrif Nabawi (penghargaan khusus dari Nabi SAW)
Adalah Nabi mengumpulkan di antara dua orang syuhada Uhud kemudian beliau bersabda, "Manakah di antara keduanya yang lebih banyak hafal Al-Qur'an, ketika ditunjuk kepada salah satunya, maka beliau mendahulukan pemakamannya di liang lahat." (HR. Bukhari)

3. Diangkat menjadi pemimpin meski paling muda usianya.
Dari Abu Hurairah ra, ia berkata, "Rasulullah SAW telah mengurus sebuah delegasi yang banyak jumlahnya, kemudian Rasul mengetes hafalan mereka, kemudian satu per satu disuruh membaca apa yang sudah dihafal, maka sampailah pada sahabat yang paling muda usianya beliau bertanya, 'Surat apa yang kau hafal?' Ia menjawab, 'Aku hafal surat ini... surat ini... dan surat Al-Baqarah.' 'Benarkah kamu hafal sural Al-Baqarah?' Tanya Nabi lagi. Sahabat menjawab, 'Benar'. Nabi bersabda, 'Berangkatlah kamu dan kamulah pemimpin delegasi'." (HR. At-turmudzi dan An-nasa'i)

4. Berhak menjadi Imam
Rasulullah SAW bersabda, "Yang menjadi imam suatu kaum adalah yang paling banyak hafalannya." (HR. Muslim)

5. Terlindung dari Dajjal jika hafal 10 ayat permulaan surat Al-Kahfi (HR. Muslim) Riyadush Shalihin 1021.

6. Jika tidak punya sedikitpun hafalan Al-Qur'an seperti rumah tak berpenghuni. (HR. Tirmidzi)
Rumah kosong tak berpenghuni akan memudahkan orang berakhlak setan untuk mencuri isinya.

7. Termasuk orang yang mengagungkan Allah.
"Sesungguhnya termasuk mengagungkan Allah, menghormati orang tua, penghafal Al-Qur'an yang tidak melampaui batas (di dalam mengamalkan dan memahaminya) dan tidak menjauhinya (enggan membaca dan mengamalkannya) dan penguasa yang adil." (HR. Abu Dawud)

8. Nikmat mampu menghafal Al-Qur'an sama dengan nikmat kenabian, bedanya ia tidak mendapatkan wahyu.
"Barangsiapa yang membaca Al-Qur'an maka sungguh dirinya telah menaiki derajat kenabiannya."

Sudah berapa juz hafalanmu?

KEUTAMAAN MEMPELAJARI AL-QUR'AN DAN MENGAJARKANNYA
1. Menjadi manusia terbaik (HR. Bukhari). Riyaduhs Shalihin 993.
2. Menjadi Rabbani (Orang yang sempurna ilmu dan takwanya kepada Allah swt) (QS. Ali Imran : 79)

Berapa ayat yang sudah kau pelajari ajarkan?

Subhanallah! Betapa Allah sudah menjanjikan banyak kemuliaan-kemuliaan untuk orang yang senantiasa istiqomah dalam membaca Al-Qur'an, mengamalkannya, menghafalnya, mempelajari, dan mengajarkannya. Tinggal bagaimana kita sebagai hamba-Nya mau atau tidak melaksanakannya setelah Allah menunjukkan jalan-Nya.  Bila dalam waktu yang sangat luang bisa jadi kita mudah melaksanakannya, namun jika waktu kita sempit karena banyaknya aktivitas yang harus kita jalani, masihkah bisa menjaga amalan-amalan yang disukai oleh Allah ini?

Berat. Memang berat melaksanakannya di waktu yang sempit. Tapi ini layaknya sedekah. Sedekah ketika kita dalam keadaan serba berkecukupan tentu akan sangat mudah mengeluarkan sebagian harta untuk bersedekah. Namun, bila hidup kita serba pas-pasan namun ada orang lain yang juga membutuhkan, maukah kita berbagi sedekah? Jika kita mau, maka itu yang lebih Allah sukai. Sama halnya dengan menghafal dan mempelajari Al-Qur'an di sela-sela kesibukan. 

Semoga selalu dimudahkan ya semuanya.
Dan semoga semakin dekat untuk mendapatkan Rahmat-Nya, karena Allah akan memasukkan kita ke dalam syurga bukan karena amalan saja, namun lebih karena Rahmat-Nya.

Amiinnn...

Maraji'
Imam Nawawi, Riyadush Shalihin Jilid 2
Abdul Aziz Abdur Rauf, Lc. Kita Sukses  Menjadi Hafidz Qur'an Da'iyah
Dr. Yusuf Qardhawi. Berinteraksi dengan Al-Qur'an

Rabu, 24 April 2013

The Perfect Muslimah

Tanggal 21 April kemarin, para wanita Indonesia memperingati Hari Kartini. Sebuah hari peringatan akan perjuangan RA. Kartini bahwa kaum hawa berhak untuk menjadi orang yang berpendidikan sehingga bisa dikatakan setara dengan kaum adam. Namun, sebagai perempuan kitapun harus tetap menjaga fitrah kita sebagai perempuan. Khususnya sebagai seorang muslimah, perempuan beragama Islam.

Tidak salah ketika kita mengambil banyak hikmah dari RA. Kartini. Dari Gelap Terbitlah Terang. Terjemah Bahasa Indonesia dari Minna adzdzulumati illa annur. Subhanallah, ternyata islami sekali. :) 

Oke.
Kita perempuan Indonesia, juga perempuan Muslimah.
Idealnya, kita bisa menjadi seorang Muslimah Negarawati, iya kan?

Dalam bukunya yang berjudul "The Perfect Muslimah", Ahmad Rifa'i Rif'an mengingatkan kepada seluruh muslimah untuk senantiasa menyempurnakan dirinya agar bisa TOTALITAS dalam hubungan muslimah dengan Allah dan hubungan muslimah dengan sesama manusia. Ini dia keenam ciri "The Perfect Muslimah".


1. Brillian Otaknya




2. Suci Cintanya



3. Luas Pengaruhnya




4. Indah Akhlaknya




5. Teduh Parasnya



6. Teguh Imannya



Hayo, dari keenam ciri tersebut mana yang sudah kita miliki? Jawab dalam hati masing-masing...

Semangat perbaikan diri ya semuanya! :)




NB : 
Kunjungi komikmuslimah.blogspot.com, banyak inspirasi :)

Jumat, 19 April 2013

Ditilang? Yuk Sidang Tilang ^^

Cerahnya mentari akhir pekan nampaknya hanya mau sedikit saja memberikan kecerahannya pada pagi itu. Setelah malamnya 'menginap' di sebuah Rumah Sakit di daerah Ungaran untuk menemani Hanako yang sedang sakit, saya bersama Kirei, seorang teman yang juga sama-sama menginap, bergantian shift jaga dengan Yuuki.

Berhubung malamnya tidak sempat pulang ke kos, jadi pagi-pagi harus cepat pulang. Saya dan Kirei pulang dengan menaiki motor Yuuki. Saya yang di depan. Awalnya biasa-biasa saja, aman-aman saja. Sampai tak lama sejak melewati perbatasan Ungaran-Semarang ada razia pagi untuk para pengendara motor. Terbersit niat untuk pura-pura tidak lihat dan terus jalan, namun Allah tidak menghendaki hamba-Nya ini bertindak bodoh.
Seorang polisi wanita memberhentikan kami dan saya pun memarkirkan motor di pinggir jalan. 

"STNK." Langsung saya tunjukkan STNK begitu beliau selesai bicara dengan nada datar itu.

"SIM." Nah, ini dia! Saya pun tersenyum dan berkata, "Tidak bawa, bu."

"Tidak bawa?" Selidiknya kemudian.

"Tidak bawa karena tidak punya." *tuing

Ya, akhirnya STNK pun dikumpulkan dan semua orang yang memiliki pelanggaran dipanggil satu per satu menurut identitas pada STNK. Kami yang melanggar diberi dua pilihan, pakai uang damai Rp. 60.000,- atau mengikuti sidang di pengadilan. Waktu itu saya berpikir, ini pertama kalinya ditilang, ah sayang banget harus merelakan Rp. 60.000,- untuk Pak Polisi yang diragukan akan dikemanakan uang itu, dan paling penting di dompet sudah tidak ada uang lagi kecuali uang recehan. Hehehehe. Saya diberi slip merah dan memilih sidang saja walau harus menunggu 19 hari lamanya.

Tibalah hari yang ditunggu-tunggu, saya diantar oleh seorang teman yang baik hati, Anko, dan sampai pukul 08.53 WIB.

Sering sih melewati Pengadilan Negeri Semarang kalau mau pulang kampung, tapi ini kali pertama masuk dan mengikuti sidang di sana. Beberapa hari sebelum sidang, saya diberi tips 'n trik mengikuti sidang tilang dari seorang teman yang berpengalaman.  Selain itu, malam sebelum sidang saya iseng-iseng browsing perihal sidang tilang ini, dan ceritanya macam-macam dan kebanyakan kok konyol ya? Hehehe.

Begitu sampai ada seorang bapak-bapak bertanya, "Mau sidang tilang, mbak?"

"Ya, pak." Jawabku singkat.

"Mau diambilin atau ambil sendiri?"

"Ambil sendiri saja, pak."

Aha! Banyak calo yang menawarkan diri untuk menggantikan hadir di persidangan. Ok, kita analisa cepat. Pertama, kalau digantikan calo perjuangan datang ke pengadilan agaknya jadi kurang berarti. Kedua, kalau digantikan lebih baik saban hari langsung bayar uang damai saja ke polisi. Toh, sama-sama ada uang plusnya. Ketiga, saya akan membuktikan bahwa calo itu ada 3 macam seperti kata orang-orang di suatu forum dunia maya. Satu, orang biasa saja. Nah, ini  yang saya temui ketika sampai. Dua, bapak-bapak memakai kaos hijau. Benar, saudara-saudara, saya melihat bapak-bapak berkaos hijau sedang 'mencari korban'. Tiga, tukang parkir. Awalnya saya tidak percaya. Tapi ternyata memang ada.

Kemudian, saya menuju tempat khusus sidang pelanggaran lalu lintas. Sebelum memasuki ruang sidang, cek nomor urut terlebih dahulu di papan pengumuman. Dan saya mendapat nomor urut 720 dari 1192 orang. Ruang sidang dibagi 2. Ruang Sidang 1 dari 1 sampai 850, sisanya di Ruang Sidang 2.

Sidang sudah dimulai dari tadi dan saat saya baru mengetahui nomor urut, pelanggar yang disidang baru sampai urutan 40. Karena khawatir menunggu terlalu lama, saya persilakan Anko untuk pulang. Sendirian bukan berarti sepi kan?

Ternyata sidang memang berjalan cepat seperti yang dikatakan teman-teman.  Setelah hampir 1 jam, akhirnya nomor urut saya dipanggil oleh Bapak Pemanggil Nomor Urut Pelanggar. Karena yang peserta sidang banyak, maka tidak dipanggil satu-satu melainkan langsung 20-30 orang. Setelah dipanggil, jangan lupa langsung memberikan slip merah di tangan kepada Bapak yang memanggil tadi karena jika yang selanjutnya sudah dipanggil dan kita lupa memberikan slip maka dengan terpaksa kita harus menunggu lagi ulangan panggilan setelah sampai nomor urut terakhir dipanggil.

Setelah itu, Hakim Ketua memanggil nama pelanggar dan menanyakan secara singkat apa yang telah dilanggar. Rata-rata kesalahan pelanggar adalah tidak bawa/tidak punya SIM, salah belok, tidak menyalakan lampu, dan helm tidak standar. Denda langsung diumumkan dan kisaran denda hanya sekitar Rp. 25.000,- sampai Rp. 30.000,- saja dan akan dimasukkan ke kas negara. Nah, ini lebih jelas kan uangnya kemana? Saya sendiri dikenakan denda Rp. 30.000,-. 1/2 harga uang damai dengan Pak Polisi.

Hakim telah memutuskan hukuman dan mempersilakan para pelanggar keluar untuk membayarkan kewajiban di loket. Setelah lunas, maka barang jaminan (SIM/STNK/yang lain) dapat diambil kembali kemudian pulang dengan tenang.

Bagi siapapun, lebih baik Peraturan Lalu Lintas yang ada bisa diikuti. Saya jadi (agak) jera membawa motor di daerah potensi razia. Apapun, pengalaman pertama  (dan semoga nggak lagi) tidak buruk juga. Hehehe. 

Ketika Sang Aktivis Jatuh Sakit

"Kayaknya udah lama nih nggak lihat si Matahari, ke mana dia?" Tanya Lotus pada teman di sampingnya, Aster.
"Kamu nggak tau? Dia kan sakit, disuruh istirahat yang banyak gitu." Jelas Aster memberitahu.
"Eh, orang kayak dia bisa sakit juga?"


Sedikit cuplikan percakapan membuka tulisan kali ini.
Sakit itu wajar, manusiawi. Tapi itu jadi lain jika yang mengalaminya adalah seorang aktivis. Ya, seorang AKTIVIS di kampusnya. Baik itu aktivis organisasi maupun aktivis dakwah. Bagi mereka yang totalitas menjalani amanahnya sebagai aktivis, mereka punya seabrek agenda yang membutuhkan banyak energi, pikiran, waktu bahkan harta. Walaupun tidak selalu begitu, tapi rata-rata memang seperti itu. Terutama bagi mereka yang mempunyai peranan penting (fungsionaris) atau yang memiliki lebih dari satu amanah atau yang biasa disebut kader multiamanah. 

Mereka dituntut untuk selalu ikhlas melakukan pengorbanan, terutama untuk mengorbankan semua urusan pribadi untuk kepentingan orang banyak, kalau aktivis dakwah bilangnya kepentingan umat. Waktu untuk diri mereka memang sedikit, namun bukan berarti tak ada. Semua pengorbanan ikhlas yang telah mereka lakukan akan mendapatkan balasan yang setimpal : berkesempatan bertemu dengan banyak orang, instansi, sampai pejabat negara yang berpotensi untuk memperluas link, karena agenda padat sehingga dituntut untuk bisa mengatur semuanya dalam waktu yang sangat terbatas, menemukan teknik belajar yang tepat (ya, waktu belajar aktivis tidak seperti mahasiswa kebanyakan mereka punya cara yang unik).

Jenuh mungkin, tapi mereka tak diberi kesempatan untuk mengeluh. Jika pun ada yang mengeluh, perlu ditanyakan kembali keikhlasannya. Waktu 24 jam bisa dirasa sangat kurang dan tak jarang banyak yang mengorbankan waktu tidurnya untuk melakukan hal-hal yang bukan hal pribadinya. Bisa tidur sebentar pun sudah terasa sangat nikmat. Muncullah dari mereka sosok-sosok enerjik, ahli di bidangnya, tahan banting, bisa berkomunikasi dengan baik, cakap, dll walaupun terkadang ada yang suka memaksakan keadaan atau kehendak dan hal negatif lain tergantung pribadi masing-masing. Semua orang memiliki kelebihan dan kekurangan yang harus dinilai secara adil.

Seyogyanya, para aktivis bukan hanya sekedar tahu akan konsep tawazun (keseimbangan antara fisik, rohani, dan akal) tapi harus bisa mengaplikasikannya dengan baik agar dapat lebih teratur dalam segala urusan. Karena padatnya aktivitas yang silih bersambung ini sering terlupa. Yang sering berantakan adalah pola makan dan pola istirahat. Inilah faktor utama penyebab sang aktivis jatuh sakit.

Maag. Penyakit paling populer di kalangan mahasiswa tak terkecuali aktivis yang  lebih terbiasa dengan banyak kegiatan di luar kuliah, praktikum, dan mengerjakan tugas. Jika asam lambung sedang meningkat, hindari makan makanan yang pedas dan yang asam. Perbanyak pula makan cemilan diantara waktu makan. Penyakit ini bisa muncul sepanjang waktu.

Typhus. Anak biologi menyebutnya dengan 'Penyakit Kelaparan'. Tapi tidak semua yang terkena penyakit ini karena jarang makan, bisa saja tertular bakteri penyebabnya yaitu si Nella, nama imut dari Salmonella Typhosa. Terkena gejalanya saja sudah merepotkan bagi aktivis apalagi terkena penyakit utamanya. Yakin, seorang aktivis banyak yang tersiksa dengan penyakit ini. Bagaimana tidak, yang menderita penyakit ini dianjurkan untuk banyak istirahat sampai pulih total karena semakin banyak bergerak akan semakin memperparah keadaan karena perkembangbiakan bakteri penyebabnya sangat dipengaruhi gerakan. Maka dari itu
untuk makanan pun harus yang lembut-lembut. Jika sudah kena, pertahanan tubuh bisa melemah. Permasalahannya, terkadang tidak bisa dirasa sudah sembuh total atau belum, karena penderita typhus sering sudah tidak merasa sakit lagi sehingga dia bisa seenaknya menjalani aktivitas yang padat seperti semula. Saran terbaik adalah ikuti saran dokter. Jika dianjurkan istirahat (bedrest) 2 minggu, laksanakan. Bukankah lebih baik segalanya tertunda 2 minggu daripada berbulan-bulan tak menentu karena sering jatuh sakit kembali? Penyakit ini sering berhubungan dengan penyakit maag. Penyakit ini bisa datang musiman, bisa juga tidak.

DBD. Ini musiman. Jika dalam satu lingkungan ada yang terkena biasanya akan lebih cepat menular. Perhatikan tempat menampung air dan cara-cara mencegahnya dapat dicari lebih lengkap di browser internet anda. Penyakit ini juga perlu banyak istirahat. Pengalaman, ada seorang teman menderita DBD plus Typhus, tidak mau banyak istirahat, dan dia diberi obat sampai 10 macam.

Dan akhir-akhir ini ketiga penyakit di atas sedang nge-tren.

Berbicara tentang banyak istirahat sangat sulit bagi aktivis yang memang terbiasa dengan banyak agenda dan istirahat yang sedikit (atau sangat sedikit) ditambah sang aktivis merasa kuat-kuat saja walaupun sebenarnya masih dalam kondisi sakit yang membutuhkan istirahat. Jika pun bisa, malah jadinya pikiran yang tidak tenang. Maka lengkaplah penderitaannya jika dokter menyuruh banyak istirahat dan tidak boleh banyak pikiran. Bahkan ada aktivis yang sedang sakit menganggap banyak istirahat adalah penderitaan karena biasa agenda padat ini tidak boleh melakukan yang berat-berat dan tidak boleh pergi kemana-mana.

Ya, kekuatan sistem imun masing-masing orang-orang itu berbeda-beda

. Tapi tidak ada salahnya kan mengikuti saran dokter? Daripada tidak mengikuti lalu ke sananya jadi sering nge-drop yang setelah diakumulasi waktunya bisa lebih lama dari waktu istirahat yang disarankan dokter. 

Katanya, seorang aktivis tidak boleh berleha-leha dengan kebutuhan pribadinya. Kata-kata ini sering dijadikan senjata oleh mereka yang sedang sakit sehingga mereka cenderung untuk memaksakan. Tapi ada juga aktivis yang memang sudah berpengalaman sakit dan tidak mau menurut namun pada akhirnya dia menyadari bahwa istirahat saat sakit itu perlu. Sakit itu ya saat istirahat yang sangat tepat untuk aktivis. Istirahat untuk sehat kembali. Jika memang susah istirahat untuk cepat sembuh, berpikirlah bahwa istirahat itu bukan hanya untuk sembuh saja tapi agar tidak terlalu lama membuat orang menunggu dan tidak membuat orang lain lebih banyak terdzolimi. Sehatnya aktivis bukan untuk dirinya sendiri, tapi untuk kepentingan orang banyak. Subhanallah! ^^

Sakit bukan halangan. Masalah amanah, tentunya masih ada orang yang bisa dipercaya untuk men-handle sementara. Sakit bukan hal yang buruk. Ini tanda sayang dari Allah. Mungkin karena ketika sehat kita sering terlupa, siapa tahu dengan kita sakit itulah cara Allah agar kita bertaubat dan memperbaiki diri. Ada banyak hal bermanfaat yang jarang bisa dilakukan oleh aktivis ketika dia sehat. Bisa mungkin menjadi lebih dekat dengan teman-teman satu kos, bisa baca banyak buku (baik yang bagian dari tugas baca atau bukan), lebih banyak mutaba'ah (introspeksi diri), rajin mengisi blog, dll yang bermanfaat daripada hanya mengeluhkan mengapa masa istirahat ini lama sekali dan sejenisnya. Bukankah seharusnya dalam istirahatpun seorang aktivis harus berkualitas?


Sebaik-baik manusia adalah yang bisa memberikan manfaat bagi yang lainnya. Bagi mereka yang aktivis, istirahat pun harus bisa memberikan manfaat minimal motivasi dan inspirasi bagi yang lain. Sakitnya pun bermanfaat apalagi sehatnya kan?

Cepat sembuh untuk yang sedang sakit. Semangat untuk yang masih menjalani masa istirahat atau bedrest.

Salam sehat untuk semua! :)


Senin, 15 April 2013

Euforia UN, Ujian Nasional

Hari ini...

Ada yang senang, inilah detik-detik terakhir menjelang lulus SMA.
Gak nyangka, bentar lagi gue jadi mahasiswa!
Ada yang sedih, karena tak ingin cepat-cepat melepas masa SMA. 
Masa-masa SMA adalah masa-masa paling menyenangkan!
Ada yang dengan tenang berangkat dari rumah menuju medan perjuangan.
Biasanya yang udah ber-DUIT nih. (Doa, Usaha, Ikhtiar, Tawakal)
Ada yang berangkat dengan mengecek kartu SIM udah diganti apa belum
Biar gampang dapet jarkom jawaban UN, guys! Nah, lho!


Yah, mungkin begitulah kira-kira sebagian yang dilakukan oleh adik-adik kita yang hari ini katanya mau Ujian Nasional (UN) SMA. Menurut saya UN itu fenomena biasa saja (sekarang biasa, waktu pas dulu ngerasain juga ada deg-degan lah ya), yang juga dibilang tak biasa (cuma ngerasain 3 kali, alhamdulillah). UN itu ibaratnya garis batas yang mau tidak mau harus dilewati, garis penguji kelayakan apakah nanti pelakunya akan maju ke jenjang selanjutnya atau ada menanggung malu karena tak berhasil. Resiko tidak lulus memang berat, namun bukan berarti bisa memakai segala cara untuk lulus.

Seorang sahabat perjuangan memberikan kicauan semangat inspiratifnya di twitter pagi ini.

Semangat pagi! Buat adik-adik yang UN, semoga dimudahkan ya... :D
Kalian terlalu pintar untuk takut dengan UN... Jadi, santai aja ya... Jangan panik :) inget Allah.. inget Allah :)
Adik-adik, kalian terlalu pintar untuk ga lulus :) kalian terlalu pintar untuk lulus dengan cara yang melanggar aturan :)
[@taufikarahmat]

Allah akan selalu bersama hamba-Nya yang selalu mengingat-Nya kan?
Dan itu jadi mengingatkanku pada 4 tahun yang lalu.


Tahun 2009...

Untuk UN, kuyakin setiap orang akan melakukan segala persiapan untuk menghadapinya. Baik dengan jalan yang lurus-lurus saja maupun yang banyak belok-beloknya. Yang pasti untuk satu tujuan yang sama, LULUS UN!

Alkisah, ada seorang sahabat yang memberikanku pelajaran yang luar biasa yang sangat menginspirasi dan sampai sekarang masih tersimpan rapi dalam memori. Banyak hal yang bermakna yang kudapatkan dari sosok yang sederhana itu, termasuk tentang UN. Namanya Rianka, nama samarannya tentu saja.

Kulihat dia sebagai orang yang rajin dan sangat peduli dengan orang-orang di sekitar. Bagi orang yang terkadang terlalu keras kepala dan cuek sepertiku, dulu aku berpikir, "Kok ada ya orang yang kayak gini? Semua orang adalah yang utama untuk dibahagiakan, baru dirinya sendiri." Tapi lambat laun, aku pun tahu dan sadar bahwa sebenarnya semua orang bisa seperti itu. Karena itu, dia punya banyak teman dan sangat dipercaya untuk menjadi seseorang untuk berbagi dan tempat curhat. Ya, ada saja solusi yang dia tawarkan. Sama sepertiku, dia memiliki idealisme yang sama denganku : Say No to 'Menyontek', Keep Fighting and Pray 'cos Allah will help us.

Jadi, dalam menghadapi UN ini pastinya dia rajin belajar. Berkebalikan, jujur saya dulu ngeri juga kalau tak bisa lulus UN, tapi saya yakin tak belajar secanggih sahabat saya itu. Kata-kata hebat karena terlatih itu memang benar, yang sering berlatih tentunya akan jadi lebih sigap. Sama, UN pun begitu. Bagi orang yang berotak rata-rata memang sombong namanya kalau tidak mau belajar menghadapi ujian yang sakral ini. Semakin banyak belajar dan mengerjakan soal, pasti nantinya bisa. Begitu idealnya.

Akhirnya tibalah waktu UN. Di saat hampir semuanya mengganti nomor hp menjadi satu provider yang sama, di saat banyak yang membawa hp lebih dari dua ke ruang ujian, di saat kode-kode siap dilancarkan, sahabat saya itu mengerjakan soal dengan tenang. Yah, walaupun tidak melihat (secara, saya duduk paling depan, depan-depanan sama pengawas, mana berani tengok-tengok). Oke, tetap calm saat menghadapi ujiian.

Waktu ujian selesai, ketika bertemu dengan gadis berjilbab itu, seperti biasanya dia menanyakan bagaimana, bisa tidak atau hal-hal lain yang bisa ditanyakan saat itu. Dan begitu seterusnya. Ini tinggal berdo'a yang banyak, minta ke Allah.

Kemudian, tibalah hari dimana diumumkannya kelulusan UN.
deg... deg... deg...

Ketika itu saya lagi siap-siap berangkat ke sekolah untuk mengetahui jerih payah selama ini berhasil atau hanya sia-sia. Ada sebuah panggilan masuk.

KM, Ketua Murid is calling

"Assalamu'alaikum." Kuawali dengan salam.
"Wa'alaikumsalam, Hika?" Jawabnya memastikan.
"Kamu jangan kaget ya." Baru mendengar ini, serasa jantung saya mau copot. "Tadi aku ditelpon Pak Kogoro (Wali Kelas)." Ditelpon? Ngapain? Di hari pengumuman UN, jangan-jangan... "Tapi kamu jangan marah atau sedih." Dari cara bicaranya, malah dia yang terdengar sedih.
"Hah? Kenapa?"
"Di kelas kita ada 2 orang yang ga lulus."
Aaaaa.. Beneran dulu ingin rasanya diri ini berteriak. Jangan-jangan saya! Kan saya   nggak mau dikasih contekan.
"Si-siapa?"
"Pasti kamu nggak nyangka. Aku juga nggak nyangka soalnya."
Tambah penasaran. Jangan-jangan benar saya salah satunya.
"Teman dekatmu..." Deg! "...dan satunya lagi..." ia berhenti sejenak. "...Fumiko!"

Masya Allah!!!!
Saya lulus dan teman saya tidak. Kenapa juga Fumiko? Nggak saya?
Saat itu saya berpikir lebih baik saya saja yang sekalian tidak lulus.
(Tapi sekarang mikir ulang, kok dulu bisa berpikiran semengerikan itu ya? Hhe. Dasar.)

Ok, perjalanan ke sekolah waktu itu adalah perjalanan yang sangat tidak tenang sepanjang sejarah sekolah. Dan setelah sampai di sekolah saya harus pura-pura tidak tahu tentang kabar ini.

Awalnya, memang normal-normal saja ketika sampai di sekolah. Sampai akhirnya saya sadar Rianka tidak berangkat dan mulailah ada yang memberitakan dia adalah salah satu yang tidak lulus. Enth siapa yang memulai.


Ujian tidak datang pada orang yang tidak tepat.

Kita lihat perbedaannya.

Fumiko sudah menangis histeris karena dinyatakan tidak lulus karena ada salah satu nilai mata ujian yang tidak keluar. Mendengarnya, seperti hidup ini sudah berada pada batasnya. Banjir air mata, banjir kesedihan dibarengi dengan isak tangis yang menyayat hati baik dari dirinya dan keluarganya, serta teman-temannya pun ikut mengharubirukan hari itu.

Rianka.
Bagaimana mengatakannya?
Dia memang dinyatakan tidak lulus karena nilainya memang kurang. Tapi dia JUJUR, saudara-saudara. Tak ada cara curang yang ia lakukan saat UN.
Dia orang baik dan orang baik banyak yang menyayangi.
Kami sedih dan sangat sedih.
Namun, ketika kami datangi rumahnya. Apa ini? Tidak seperti mendatangi teman untuk menghibur. Ini seperti main. Tidak ada air mata, tidak ada kesedihan darinya. Yang ada adalah kami sedih dan dia yang menghibur dan menguatkan!!! Dia seperti tanpa beban dan sudah menerimanya dengan lapang dada, subhanallah! Kami yang sedih dan dia menghibur dengan tawanya! Satu hal yang tak pernah kubayangkan, dia meng-update status FB-nya dan memberitahu pada dunia bahwa dia adalah salah satu dari sekian banyak siswi tak lulus UN tapi yang berbeda darinya, dalam tulisannya di akhir dia menyemangati kita semua! Subhanallah!

Bahkan sekeras apapun guncangan tidak bisa merobohkan hatinya yang kuat.

Selanjutnya, Fumiko bisa dinyatakan lulus karena nilainya bisa keluar pada akhirnya. Rianka ikut lagi ujian penyetaraan di tahun yang sama. Fumiko, sudah jarang kudengar kabarnya. Rianka, saat ini masih lancar silaturahim terjalin walau tidak bertemu langsung. Di saat yang lain masih banyak yang mencari tempat kuliah, Rianka sudah dapat walau hanya sampai jenjang D3. Sekarang Rianka sudah bekerja di tempat yang nyaman dan saya masih jadi mahasiswi tingkat akhir. Saya do'akan bisa lanjut S1 dan nanti bisa bertemu di bawah guguran bunga sakura pada suatu musim semi di Jepang. Hehehe.

Tulisan ini ditulis bukan dengan maksud untuk membuat ragu adik-adik SMA yang berniat jujur saat mengerjakan UN. Banyak orang yang dengan kejujurannya itu sukses. Namun setiap orang telah disediakan jalannya masing-masing. Apapun yang seharusnya sampai pada kita maka akan sampai dan yang tidak seharusnya sampai, tidak akan sampai pada kita.



Semua orang bisa pintar.
Tapi banyak yang tidak kuat dengan ujian mental yang mengakibatkan krisis kepercayaan diri.
Semua orang bisa menang.
Tapi untuk jujur, tidak semua orang bisa melakukannya. Maka berbanggalah dan perbanyak syukur kepada-Nya.

UN, Ujian Kepercayaan Diri.
Selamat menikmati!

Ingat Allah, ingat orang tua yang selalu mendo'akan kita agar selalu berada dalam kebaikan.
  • Authoress

    Foto Saya
    Kuningan, Jawa Barat, Indonesia
    Seseorang yang sedang berjuang mempertahankan hidupnya dan mewujudkan mimpi-mimpinya.
  • Hi, Friends!

  • Followers