RSS
Facebook
Twitter

Senin, 31 Desember 2012

Janji

Harapan yang baik akan dikabulkan, janji yang baik akan ditepati. 
Insya Allah.


Aku ingat tentang perkataan seorang senior.
Kalau takut, jangan berani-berani.
Kalau berani, jangan taku-takut.

Tahun ini aku belajar bahwa ketika aku memulai sesuatu dengan sedikit saja keraguan, maka ketakutan akan terus membayangi sampai akhir. Padahal, aku tahu bahwa coba saja dulu aku memulainya dengan mantap hati, maka segala masalah yang datang akan bisa terantisipasi dan terselesaikan dengan baik, tentunya dengan kepala dingin.
Di sini, kalimat pertama sudah dilanggar ----- Kalau takut, jangan berani-berani.
Terlalu memaksakan diri akibatnya bisa fatal. Yap, tentunya berjuang dengan keterbatasan dan terlalu memaksakan diri adalah dua hal yang berbeda, bukan?

Aku tahu, bahkan sudah sangat tahu bahwa memilih adalah hal yang tidak boleh diremehkan. Apalagi hanya karena rasa tidak enak hati, hanya karena banyak sekali pertimbangan yang ternyata dapat menggoyahkan diri.
Padahal, ketika aku sudah memulai langkah awal, aku tidak boleh mundur lagi. Yang harus kulakukan adalah melanjutkannya sampai akhir.
Aku yakin, bahkan sudah sangat yakin bahwa apapun halangan yang ada selama perjalaanan ini, semuanya siap kuhadapi.
Aku berani...
Tapi lagi-lagi, ada saja terlalu banyak toleransi yang muncul di sana-sini. 
Aku tahu bahwa aku tidak boleh memikirkan diri sendiri. Aku harus memikirkan dirimu dan dirinya juga ----- diri kita semua. Namun, aku tak sadar kalau aku melupakan satu hal : seharusnya aku lebih mengerti tentang apa yang harus kulakukan dan apa yang tak perlu kulakukan.
Sering ku tak tegas, sering tak kudengar perkataannya, sering kumenolak apa yang sudah diteriakkan oleh sang hati nurani.
Tidak sadar akan mana yang benar, eh?
Aku masih takut-takut.
Kalau berani jangan takut-takut, aku telah mengabaikannya juga.

Belum lagi jika bicara mengenai FOKUS.
Ya ampun, bahkan hal-hal kecil bisa membuyarkan pada kefokusan terhadap hal-hal yang lebih subtil!
Sejak kapan aku pusing terhadap hal-hal yang sepele?
Padahal, coba saja fokus dengan apa yang kukerjakan pasti hasilnya lebih maksimal kan?
Sadar diri, sadar posisi, sadar potensi, sadar keadaan, sadar peluang.
Ternyata hanya perlu sedikit lebih peka kemudian fokus, fokus, dan fokus.
Fokus, tidak sulit untuk dikatakan namun juga tidak mudah untuk dilakukan.
Tapi jika bersungguh-sungguh pasti bisa, Insya Allah.

Miris? Mungkin saja benar, memang miris.
Kau merasa sudah lelah berjuang, tapi kau tak merasa bahwa ada karya yang kau hasilkan.
Hei! Dunia butuh pembuktian, bukan ucapan!
Kau sudah merasa benar, tapi semua menyalahkan.
Hei! Dunia itu cermin diri, maka lihatlah baik-baik!
Kau sudah berpikir jauh ke depan dan menentukan tahap demi tahap untuk mencapainya, tapi yang mendukung tak seberapa.
Hei! Ini dunia tempat berpijak, bukan langit!
Karena kurang sederhana, karena kurang dimengerti, makanya salah paham.
It's really complicated...

Tahun ini adalah tahun teguran.
Ya, aku merasa begitu banyak hal bodoh yang kuperbuat dan baru kusadari menghasilkan bola salju kesalahan yang sedemikian besarnya.
Menyesal?
Ya, setiap orang yang berbuat kesalahan wajib menyesal dan wajib memperbaikinya.
Bukankah Allah Maha Pemaaf? Bukankah setiap yang sudah rusak bisa diperbaiki? Well, walau tak akan kembali seperti semula, aku tahu.
Bersedih?
Oh tidak, aku tak boleh bersedih. Karena banyak juga pelajaran dan kenangan manis yang sudah terpatri dalam memori. Terima kasih, bukan bersedih.
Menangis?
Oh, ayolah. Dunia ini terlalu bahagia untuk ditangisi. Permohonan maaf, bukan menangis.

Terima kasih... 
Untuk pelajaran berharga yang tak tahu akan kudapat darimana kecuali dari sini.
Untuk suka duka yang kau beri.

Untuk nafas semangat yang kau hembuskan.

Untuk tali persahabat yang kau ikatkan.
Untuk semua kata yang mengisnpirasi.
Terima kasih, terima kasih untukmu karena masih bisa bertahan sampai sejauh ini, sampai akhir.

Maaf...
Jika duri kecewa lebih banyak kutebarkan daripada mengabulkan keinginanmu.
Jika terlalu banyak perbedaan dari yang kau kira.
Jika terlalu banyak luka yang kubuat.
Maaf, maaf, maaf...

Kita bukan waktu yang kita punya.
Tapi kita adalah amal yang kita lakukan. 

Setelah kesulitan ada kemudahan.
Allah tidak akan membebani hamba-Nya melebihi kesanggupannya.
Begitulah Allah berfirman dalam Al-qur'an dan firman Allah adalah benar.

Jika menjalani kehidupan ini adalah layaknya menulis buku. Maka setelah kita menyelesaikan satu chapter, akan ada lembaran kosong yang tersedia untuk kisah kita selanjutnya. Artinya, masih ada kesempatan untuk terus memperbaiki diri sampai hidup kita berakhir.

Karenanya...
Tahun depan, jika aku diberikan kesempatan lagi. Aku tidak akan main-main lagi karena hidup bukan mainan!
Lebih fokus, lebih telaten, lebih memberikan porsi lebih untuk kemanfaatan orang banyak tanpa lupa mengurus diri sendiri.
Lebih tanggung jawab.
Sudah cukup banyak pelajaran dan teguran jika terlalu banyak lalai dan pura-pura tidak peduli.
Aku bertekad tak akan mengulangi kesalahan di masa lalu dan sekarang.
Intinya, tahun depan adalah tahun penebus kesalalahan di tahun ini.

Bismillah...
Tahun 2013 harus lebih baik & lebih berani, aku janji. Insya Allah, PASTI BISA! 

0 komentar:

  • Authoress

    Foto Saya
    Kuningan, Jawa Barat, Indonesia
    Seseorang yang sedang berjuang mempertahankan hidupnya dan mewujudkan mimpi-mimpinya.
  • Hi, Friends!

  • Followers