Well, mungkin terdengar sedikit berlebihan ketika Anda membaca judul di atas. Tapi ini kenyataan. 1/5 abad itu 20 tahun. Yap, beberapa hari yang lalu saya telah berkepala 2, tepatnya pada tanggal 22 November kemarin.
Tanggal yang paling penuh perjuangan menurut saya adalah tanggal 22 November.
Ya, perjuangan seorang ibu dalam melahirkan putri pertamanya. Bagi ibu saya, hari itu adalah hari yang sangat membahagiakan.
Yang paling saya nanti-nantikan setiap tahunnya adalah tanggal 22 November karena selalu ada "sesuatu" di hari itu. ^^
Yang paling saya takuti pada setiap tahunnya juga tanggal 22 Novemver.
Semakin menyadari bahwa saya semakin menua dan itu berarti semakin dekat dengan kematian.
Yang paling menyuntikkan semangat pada saya pun tanggal 22 November.
Jadi sangat termotivasi untuk semakin dewasa dan terrtur dalam menata urusan dalam setiap scene kehidupanku di dunia ini. Semangat berubah jadi lebih baik!
Yang menyedihkan dalam setiap tahunnya pula adalah tanggal 22 November.
Tepatnya pada ulang tahun ke 16, masih bisa tertawa bahagia tapi keesokan harinya bibi saya pergi kembali pada-NYA dengan tragis karena kecelakaan.
Dan masih banyak lagi tentang yang saya rasakan di setiap tanggal 22 November.
Kalau waktu SD, setiap saya berulang tahun pasti dibuatkan ke tart yang enak oleh ua (kakak ayah) saya dan dibagikan kepada tetangga-tetangga. Kalaupun tanggalnya itu jatuh di hari sekolah, saya mengajak teman-teman ke rumah saat istirahat atau pulang sekolah untuk menikmati kue tart bersama.
Waktu tingkat SMP, karena saya tinggal di dormitory sebuah boarding school, ibu saya membawakan makanan atau souvenir untuk dibagi-bagikan pada teman-teman yang berasal dari seluruh penjuru Indonesia ini.
Pas SMA, kelas X membagikan lilin aroma therapy untuk anak sekelas, XI membagikan pin dan gantungan kunci dari kain flanel, dan saat kelas XII pijama party di rumah..
Alhamdulillah, saya memiliki orang tua yang selalu mengajarkan anak-anaknya untuk selalu berbagi.
Something special at 22 November?
Apa ya? Sepertinya belum ada yang spesial tapi tidak ada yang biasa-biasa saja. Hehehe. Tapi...
Saya ingat ketika saya masih kelas XI. Oke, saya mengakui kalau dulu saya sangat tidak suka dengan warna pink dan ada makhluk yang tidak sukai, yaitu hewan dari jenis reptilia dan amfibi. Amit-amit deh.
Dengan manisnya, seluruh grup band saya, ehm ralat, grup nasyid saya memberikan sebuah kado untuk saya. Tapi ada yang aneh karena ketika saya buka kotaknya, ada sesuatu kecil dan panjang yang terbungkus oleh kertas putih biasa. Ada firasat buruk sehingga saya tidak ingin membukanya. Tapi yang lain memaksa dan berkata bahwa itu adalah jam tangan. Well, karena percaya mereka adalah teman-teman yang baik akhirnya saya buka dan ternyata isinya...
Hihhh.... Cecak!!!!!! Langsung deh saya lempar dan berlari menjauhi kotak itu. Badanpun refleks jadi panas dingin, kepala pusing, dan menangis. Hahahaha. Sungguh berlebihan dan kalau diingat sekarang jadinya lucu. ^^
Yang lain pun panik dan berusaha menenangkan saya dan akhirnya memberikan hadiah yang sebenarnya : kerudung warna pink. Masih saya simpan lho sampai sekarang... :)
Nah, di ulang tahun ke 20 ini. Saya memang tidak berharap apapun dan ingin tanggal 22 November ini lewat begitu saja tanpa ada yang spesial. Namun, saya mencium gelagat mencurigakan dari tema-teman sekosan. Pasti mau dikerjain kalau saya pulang. Hari itu saya pergi dari kos dan kebetulan ada sesuatu yang banyak yang harus dikerjakan : buku prosiding semnas. Sesudah mengambil data dari kampus, saya langsung nongkrong di rental komputer untuk ngeprint beratus-ratus halaman. Karena ada kesalahan memformat dari mas-mas yang jaga rental, akhirnya harus ngedit lagi dari awal. Alhasil, saya di rental komputer dari pukul setengah 2 siang lewat dikit sampai pukul 9 malam. Hanya pada waktu solat saja saya pergi sebentar. Benar-benar hari yang sangat melelahkan, untung ada seorang teman yang menemani.
Setelah selesai menaruh hasil print di fotocopy-an, saya dan teman saya langsung ke kampus untuk rapat semnas (seminar nasional) bersama dosen untik melaporkan progress kerja. Dan saya baru pulang ke kos jam setengah duabelas malam. Padahal jam malamnya jam 9 malam. Pokoknya hari itu benar-benar hari yang memusingkan dan melelahkan.
Setibanya di kos, saya melihat kalau lampu-lampu di kos masih menyala. Sempat berpikir sejenak, alhamdulillah berarti pikiran saya salah kalau mereka ingin mengerjai saya. Namun, saat saya mendekati pintu, kok lampunya tiba-tiba mati dan ada siluet manusia dari dalam yang terlihat memang sengaja akan mematikan lampu begitu mengetahui saya akan masuk. Ide kriminal muncul. Oke, kalau ingin gelap, kenapa tidak sekalian saja semuanya dibuat gelap. Cklek! Saya matikan listrik dari luar. Alhasil ada sedikit kehebohan selama beberapa detik karena disangka mati listrik betulan. Khu khu khu.
Saya ketuk pintu yang terkunci dan memanggil teman-teman untuk membukakan pintu. Sedihnya tidak ada yang membukakan pintu. T.T Dan... Kosan mulai jadi seperti kuburan, padahal kan tadi masih ada yang heboh. Yakin 100% kalau orang-orang di dalam belum tidur.
Saya tidak kehilangan akal, saya segera menuju samping rumah dan berniat masuk seperti maling lewat jendela kamar saya. Great! Saya bersyukur jendelanya kamar saya tidak bisa dikunci sehingga saya bisa masuk dengan mudahnya tanpa membangunkan teman sekamar saya. Hahaha.
Kok masih sepi-sepi saja ya? Kelamaan gelap, saya pun tidak betah. Ingin langsung tidur pun tak bisa karena memang tak bisa tidur tanpa lampu menyala. Hening...
Beberapa menit kemudian, terdengar langkah-langkah kaki manusia yang keluar dari kamar. Great! Sepertinya sudah waktunya. Ada yang mengeluhkan kenapa listrik mati, ada yang bergumam aneh, ada pula yang bisik-bisikkan tak jelas. Saya yang notabenenya sudah masuk rumah dan berada di kamar tertutup mencoba untuk tidak peduli. Namun tidak bisa, saya malah terkikik geli mendengar suara di luar. Tidak lama kemudian, lampu menyala.
Tara!!!!!
Pintu kamar saya dibuka dan.... semua berkumpul sambil membawa nasi kucing, martabak telur, dan sebuah kotak besar dibungkus kertas kado bertuliskan secret admirer. Hahaha. "Selamat ulang tahun!!!" Mereka heboh, tapi saya malah pasang wajah datar kemudian nyengir. Teman sekamar saya pun bangun dan ikut dalam euforia itu.
Sungguh saya sangat lelah malam itu dan ingin langsung tidur, tapi demi membuat yang lain senang, saya ikut berkumpul di ruang tengah dan mengambil 1 bungkus nasi kucing. Oh ya, kenapa nasi kucing? Dulu-dulu, saya pernah bilang kalau saya selama 3 tahun di Semarang ini belum pernah makan yang namanya nasi kucing! Hehehe. Lihat, betapa perhatiannya mereka pada saya. Sankyuuu...
Saya melirik piring di sebelahnya, martabak telur. Sesuatu yang saya tidak akan memakannya kalau tidak dalam keadaan yang sangat terdesak. Hehehe. Saya lirik satu per satu orang di sana. Ada 12 orang termasuk saya. Melihat seorang teman asyik dengan nasi kucingnya, ada ide jahil muncul. Plok! Saya tempelkan nasi kucing saya pada pipinya... Hahaha, jahatnya...
Karena saya tahu dia bakal langsung berubah seperti monster, makanya saya langsung lari masuk ke dalam kamar. Sialnya, saya tidak dapat menutup pintu karena ada kasur yang menghalangi dan.... plok! Plok! Plok! Teman saya membalas dengan lebih kejam dengan menekankan nasi pada seluruh wajah dan saya berusaha keras agar nasi tidak masuk ke hidung.
22 November 2011, saat usia saya 1/5 abad, inilah pertama kalinya saya maskeran wajah pakai nasi. So natural, ckckck.. Menyedihkan. Dan sampai sekarang, kotak besar bertuliskan secret admirer itu belum jatuh ke tangan saya. Hehehehe, yakin pasti karena ngambek jadi tak mau memberikannya pada saya. Barang yang sudah diniatkan untuk dikasih, jangan disimpen lagi to ya! ^^
Sorry and thank you very much, my beloved sisters "The 'Ashfaaers"...
May Allah give you happiness for a long long time, forever..
Best wishes,
Akabara Hikari ^^
Tanggal yang paling penuh perjuangan menurut saya adalah tanggal 22 November.
Ya, perjuangan seorang ibu dalam melahirkan putri pertamanya. Bagi ibu saya, hari itu adalah hari yang sangat membahagiakan.
Yang paling saya nanti-nantikan setiap tahunnya adalah tanggal 22 November karena selalu ada "sesuatu" di hari itu. ^^
Yang paling saya takuti pada setiap tahunnya juga tanggal 22 Novemver.
Semakin menyadari bahwa saya semakin menua dan itu berarti semakin dekat dengan kematian.
Yang paling menyuntikkan semangat pada saya pun tanggal 22 November.
Jadi sangat termotivasi untuk semakin dewasa dan terrtur dalam menata urusan dalam setiap scene kehidupanku di dunia ini. Semangat berubah jadi lebih baik!
Yang menyedihkan dalam setiap tahunnya pula adalah tanggal 22 November.
Tepatnya pada ulang tahun ke 16, masih bisa tertawa bahagia tapi keesokan harinya bibi saya pergi kembali pada-NYA dengan tragis karena kecelakaan.
Dan masih banyak lagi tentang yang saya rasakan di setiap tanggal 22 November.
Kalau waktu SD, setiap saya berulang tahun pasti dibuatkan ke tart yang enak oleh ua (kakak ayah) saya dan dibagikan kepada tetangga-tetangga. Kalaupun tanggalnya itu jatuh di hari sekolah, saya mengajak teman-teman ke rumah saat istirahat atau pulang sekolah untuk menikmati kue tart bersama.
Waktu tingkat SMP, karena saya tinggal di dormitory sebuah boarding school, ibu saya membawakan makanan atau souvenir untuk dibagi-bagikan pada teman-teman yang berasal dari seluruh penjuru Indonesia ini.
Pas SMA, kelas X membagikan lilin aroma therapy untuk anak sekelas, XI membagikan pin dan gantungan kunci dari kain flanel, dan saat kelas XII pijama party di rumah..
Alhamdulillah, saya memiliki orang tua yang selalu mengajarkan anak-anaknya untuk selalu berbagi.
Something special at 22 November?
Apa ya? Sepertinya belum ada yang spesial tapi tidak ada yang biasa-biasa saja. Hehehe. Tapi...
Saya ingat ketika saya masih kelas XI. Oke, saya mengakui kalau dulu saya sangat tidak suka dengan warna pink dan ada makhluk yang tidak sukai, yaitu hewan dari jenis reptilia dan amfibi. Amit-amit deh.
Dengan manisnya, seluruh grup band saya, ehm ralat, grup nasyid saya memberikan sebuah kado untuk saya. Tapi ada yang aneh karena ketika saya buka kotaknya, ada sesuatu kecil dan panjang yang terbungkus oleh kertas putih biasa. Ada firasat buruk sehingga saya tidak ingin membukanya. Tapi yang lain memaksa dan berkata bahwa itu adalah jam tangan. Well, karena percaya mereka adalah teman-teman yang baik akhirnya saya buka dan ternyata isinya...
Hihhh.... Cecak!!!!!! Langsung deh saya lempar dan berlari menjauhi kotak itu. Badanpun refleks jadi panas dingin, kepala pusing, dan menangis. Hahahaha. Sungguh berlebihan dan kalau diingat sekarang jadinya lucu. ^^
Yang lain pun panik dan berusaha menenangkan saya dan akhirnya memberikan hadiah yang sebenarnya : kerudung warna pink. Masih saya simpan lho sampai sekarang... :)
Nah, di ulang tahun ke 20 ini. Saya memang tidak berharap apapun dan ingin tanggal 22 November ini lewat begitu saja tanpa ada yang spesial. Namun, saya mencium gelagat mencurigakan dari tema-teman sekosan. Pasti mau dikerjain kalau saya pulang. Hari itu saya pergi dari kos dan kebetulan ada sesuatu yang banyak yang harus dikerjakan : buku prosiding semnas. Sesudah mengambil data dari kampus, saya langsung nongkrong di rental komputer untuk ngeprint beratus-ratus halaman. Karena ada kesalahan memformat dari mas-mas yang jaga rental, akhirnya harus ngedit lagi dari awal. Alhasil, saya di rental komputer dari pukul setengah 2 siang lewat dikit sampai pukul 9 malam. Hanya pada waktu solat saja saya pergi sebentar. Benar-benar hari yang sangat melelahkan, untung ada seorang teman yang menemani.
Setelah selesai menaruh hasil print di fotocopy-an, saya dan teman saya langsung ke kampus untuk rapat semnas (seminar nasional) bersama dosen untik melaporkan progress kerja. Dan saya baru pulang ke kos jam setengah duabelas malam. Padahal jam malamnya jam 9 malam. Pokoknya hari itu benar-benar hari yang memusingkan dan melelahkan.
Setibanya di kos, saya melihat kalau lampu-lampu di kos masih menyala. Sempat berpikir sejenak, alhamdulillah berarti pikiran saya salah kalau mereka ingin mengerjai saya. Namun, saat saya mendekati pintu, kok lampunya tiba-tiba mati dan ada siluet manusia dari dalam yang terlihat memang sengaja akan mematikan lampu begitu mengetahui saya akan masuk. Ide kriminal muncul. Oke, kalau ingin gelap, kenapa tidak sekalian saja semuanya dibuat gelap. Cklek! Saya matikan listrik dari luar. Alhasil ada sedikit kehebohan selama beberapa detik karena disangka mati listrik betulan. Khu khu khu.
Saya ketuk pintu yang terkunci dan memanggil teman-teman untuk membukakan pintu. Sedihnya tidak ada yang membukakan pintu. T.T Dan... Kosan mulai jadi seperti kuburan, padahal kan tadi masih ada yang heboh. Yakin 100% kalau orang-orang di dalam belum tidur.
Saya tidak kehilangan akal, saya segera menuju samping rumah dan berniat masuk seperti maling lewat jendela kamar saya. Great! Saya bersyukur jendelanya kamar saya tidak bisa dikunci sehingga saya bisa masuk dengan mudahnya tanpa membangunkan teman sekamar saya. Hahaha.
Kok masih sepi-sepi saja ya? Kelamaan gelap, saya pun tidak betah. Ingin langsung tidur pun tak bisa karena memang tak bisa tidur tanpa lampu menyala. Hening...
Beberapa menit kemudian, terdengar langkah-langkah kaki manusia yang keluar dari kamar. Great! Sepertinya sudah waktunya. Ada yang mengeluhkan kenapa listrik mati, ada yang bergumam aneh, ada pula yang bisik-bisikkan tak jelas. Saya yang notabenenya sudah masuk rumah dan berada di kamar tertutup mencoba untuk tidak peduli. Namun tidak bisa, saya malah terkikik geli mendengar suara di luar. Tidak lama kemudian, lampu menyala.
Tara!!!!!
Pintu kamar saya dibuka dan.... semua berkumpul sambil membawa nasi kucing, martabak telur, dan sebuah kotak besar dibungkus kertas kado bertuliskan secret admirer. Hahaha. "Selamat ulang tahun!!!" Mereka heboh, tapi saya malah pasang wajah datar kemudian nyengir. Teman sekamar saya pun bangun dan ikut dalam euforia itu.
Sungguh saya sangat lelah malam itu dan ingin langsung tidur, tapi demi membuat yang lain senang, saya ikut berkumpul di ruang tengah dan mengambil 1 bungkus nasi kucing. Oh ya, kenapa nasi kucing? Dulu-dulu, saya pernah bilang kalau saya selama 3 tahun di Semarang ini belum pernah makan yang namanya nasi kucing! Hehehe. Lihat, betapa perhatiannya mereka pada saya. Sankyuuu...
Saya melirik piring di sebelahnya, martabak telur. Sesuatu yang saya tidak akan memakannya kalau tidak dalam keadaan yang sangat terdesak. Hehehe. Saya lirik satu per satu orang di sana. Ada 12 orang termasuk saya. Melihat seorang teman asyik dengan nasi kucingnya, ada ide jahil muncul. Plok! Saya tempelkan nasi kucing saya pada pipinya... Hahaha, jahatnya...
Karena saya tahu dia bakal langsung berubah seperti monster, makanya saya langsung lari masuk ke dalam kamar. Sialnya, saya tidak dapat menutup pintu karena ada kasur yang menghalangi dan.... plok! Plok! Plok! Teman saya membalas dengan lebih kejam dengan menekankan nasi pada seluruh wajah dan saya berusaha keras agar nasi tidak masuk ke hidung.
22 November 2011, saat usia saya 1/5 abad, inilah pertama kalinya saya maskeran wajah pakai nasi. So natural, ckckck.. Menyedihkan. Dan sampai sekarang, kotak besar bertuliskan secret admirer itu belum jatuh ke tangan saya. Hehehehe, yakin pasti karena ngambek jadi tak mau memberikannya pada saya. Barang yang sudah diniatkan untuk dikasih, jangan disimpen lagi to ya! ^^
Sorry and thank you very much, my beloved sisters "The 'Ashfaaers"...
May Allah give you happiness for a long long time, forever..
Best wishes,
Akabara Hikari ^^
3 komentar:
Nice Girl.., saya semakin menyukai perjuangan Anda. Kagum juga iya sich.. Salam Persahabatan ^^.. Semoga Vidhe diberi umur yang efekftif. amin
He...
Baru denger umur yang efektif.
Amiiinnn.
Makasih teman. ^^
Salam persahabatan juga..
Wah rajin nian Vidhe menulis sekarang.... Ane adalah FAns ente.. (Arabic, maksa) Yups... Luar biasa, salam persahabatan...
Posting Komentar